Warta

Khofifah: Jangan Antipati Pemimpin Perempuan

NU Online  ·  Ahad, 30 Maret 2008 | 02:03 WIB

Ponorogo, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, mengaku menghormati jika masih ada masyarakat yang antipati terhadap pemimpin perempuan. Namun, dia meminta kepada mereka yang antipati itu untuk melihat kondisi Indonesia yang beragam.

Khofifah mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan usai acara peringatan hari lahir bersama Nahdlatul Ulama (NU) ke-82, Muslimat NU ke-62, Gerakan Pemuda Ansor ke-74, Fatayat NU ke-58, IPNU ke-54, dan IPPNU ke-53 di Alun-alun Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (29/3) kemarin.<>

Ungkapan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan Abdurrahman Wahid itu terkait dengan adanya penolakan sebagian kalangan terhadap dirinya untuk maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur 2008-2013 karena dia seorang perempuan.

Menurut Khofifah, Indonesia adalah bangsa yang beragam. Artinya, siapa pun bisa menjadi pemimpin di negara ini, tidak hanya laki-laki. Dia juga meminta mereka yang antipati ini untuk melihat kalau di Indonesia, dari bupati sampai presiden, pernah dijabat seorang perempuan.

“Kita pernah punya presiden perempuan, begitu pula bupati, gubernur, dan ketua DPRD. Di Pakistan yang negaranya kebanyakan orang Islam, juga pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Jadi, don’t worry (tidak usah khawatir),” ujar Khofifah.

Khofifah diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menjadi calon Gubernur Jawa Timur. Ia sendiri menyatakan siap untuk ikut bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah Jatim 23 Juli tahun 2008.

Hanya, kalau didukung PPP sendiri, masih belum memenuhi syarat pengajuan calon gubernur yaitu 15 persen suara pada pemilu 2004 lalu atau 15 kursi di DPRD Jatim. Pasalnya, saat ini, PPP hanya memiliki 8 kursi di DPRD Jatim. Karena itu, PPP harus berkoalisi dengan partai politik lainnya jika ingin mengusung Khofifah.

“Ketika syarat ini sudah terpenuhi nantinya, saya akan langsung sowan (silaturrahim) ke Gus Dur (Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa) karena selama ini saya adalah kader Partai Kebangkitan Bangsa. Sebelumnya, saya sudah sempat sowan tetapi beliau tidak menyinggung masalah ini, jadi saya belum menceritakan kepadanya,” kata Khofifah. (kcm/rif)