Warta

Khofifah: Qonun Asasi Menjadi Tuntunan Sikap dan Perilaku Warga NU

Sen, 4 Juli 2011 | 02:22 WIB

Pekalongan, NU Online
Qonun Asasi yang dibuat oleh pendiri Nahdlatul Ulama, yakni Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy'ari mengandung tuntunan bagaimana warga NU harus bersatu dan bersikap setiap menghadapi berbagai masalah dan cobaan.

Secara substantif, pola pikir dan pola sikap dan perilaku warga NU yang senantiasa berpedoman kepada Qonun Asasi menjadi sangat penting, meski hal semacam ini jarang dilakukan atau dibacakan pada setiap Nahdlatul Ulama menggelar peringatan hari kelahirannya, baik di pusat, wilayah, cabang, maupun ranting.
<>
Demikian diungkapkan Ketua Umum PP Muslimat NUKhofifah  Indar Parawansa saat memberikan sambutan pengarahan pada acara puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke 85 Nahdlatul Ulama dan Muslimat NU ke 65 di Gedung Aswaja Pekalongan Rabu (29/6).

Dikatakan, di dalam Qonun Asasi memberikan pelajaran kepada kita tentang pentingnya bagaimana mengajak kita untuk saling bersatu, mengajak kita saling bersaudara, saling kasih dan saling menyantuni.

Salah satu contoh bahwa kita tidak taat terhadap Qonun Asasi ialah meski berdasarkan survey warga nahdliyyin ada sekitar 60 juta lebih, sementara penduduk Indonesia yang memiliki hak pilih sekitar 120 juta, mestinya untuk mengantarkan kader terbaik NU menjadi presiden bukan pekerjaan yang sulit. Akan tetapi faktanya adalah justru yang jadi malah orang lain.

Lebih lanjut dikatakan, penyebab dari kegagalan adalah karena sulitnya warga NU bersatu, meski secara lahiriyah bersatu, seperti menghadiri kegiatan harlah kelihatan kompak sekali, akan tetapi kalau sudah masalah pemilu, buka dagangan sendiri sendiri, sindirnya.

"Kita seringkali mengajak bangsa untuk senantiasa menjaga ukhuwah watoniyah dan ukhuwah basyariyah, namun kita gagal untuk mengajak ukhuwah nahdliyyah," ujar Khofifah.

Sulitnya warga NU bersatu menurut Khofifah karena warga nahdliyyin dihantui masalah kemiskinan. Apalagi mayoritas warga NU saat ini masih banyak yang dhu'afa, fuqoro' dan masakin termasuk diantaranya para kiai dan habaib.    

Berbagai tantangan dan cobaan terus menghadang di hadapan kita warga NU, maka tugas para ibu ibu Muslimat, IPNU IPPNU dan NU yang baru saja dilantik untuk segera bergerak melakukan upaya konkrit. Di kampus kampus anak anak NU membutuhkan sapaan keagamaan yang mampu menyentuh generasi NU masa kini. Organisasi kemahasiswaan yang dekat dengan NU, dinilainya kini semakin sekuler sehingga banyak anak dari keluarga NU lebih memilih organisasi kemahasiswaan yang mampu menonjolkan nuansa keislaman yang lebih kental.

Maka, momentum peringatan Harlah ini saatnya untuk bermuhasabah merenung diri apa yang semestinya kita lakukan untuk menghadapi berbagai cobaan dan tantangan yang tidak ringan ini, ajak Khofifah.

Kegiatan puncak Harlah dihadiri tidak kurang dari 2.500 pengunjung warga nahdliyyin se Kota Pekalongan yang diisi dengan pelantikan pengurus cabang Muslimat, IPNU IPPNU dan MWC NU Pekalongan Utara dan Timur, pembagian hadiah dan istighotsah serta pengajian umum oleh Ketua Umum PP Muslimat NU dan Sekretaris PWNU Jawa Tengah DR. H. Arja' Imroni, MA.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Muis