Jakarta, NU Online
Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy bakal menggantikan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf. Pencopotan Saifullah Yusuf itu terkait kepindahannya ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Lukman Edy memenuhi panggilan Presiden Yudhoyono pada Sabtu malam (5/5) di kediaman di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jabar. Tokoh kelahiran Teluk Pinang itu bakal menjadi menteri termuda di usia 37 tahun. Presiden memintanya untuk memperkuat Kabinet Indonesia Bersatu.
<>"Pak Presiden bercerita tentang visi beliau soal pembangunan dan kerakyatan. Oleh sebab itu saya menyatakan bahwa saya satu visi dengan Presiden dan siap untuk membantu bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan pembangunan di sektor rakyat," katanya usai bertemu presiden.
Dikatakannya, selain masalah pembangunan nasional, presiden juga membahas perkembangan di tubuh PKB dan Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Idris Marzuqi yang juga salah satu ketua syuriah Pengurus Besar (PB) NU, Ahad (6/5), mengungkapkan keberatannya atas pencopotan Saifullah Yusuf yang menurutnya sangat dekat dengan kalangan ulama dan pondok pesantren.
Dikatakan, Lukman Edy yang bakal menggantikan Syaifullah bukan merupakan representasi dari Nahdlatul Ulama, namun lebih mewakili PKB.
Bahkan Mbah Idris, panggilan kehormatan KH Idris Marzuqi, meminta Presiden Yudhoyono mendengarkan aspirasinya dengan mempertimbangkan kembali penggantian Gus Ipul. ”Bila ingin tetap mendapatkan dukungan dari NU dan pondok pesantren,” katanya.
Saifullah Yusuf sendiri mengaku merasa legawa bila ia digantikan oleh orang lain, sebagai konsekuensi kepindahannya dari PKB ke PPP.(ant/nam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua