Warta

Lunas IMF, Utang Luar Negeri Masih 618T

NU Online  ·  Senin, 9 Oktober 2006 | 13:43 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah melunasi utang IMF (Dana Moneter Internasional) sebesar USD 3,2 miliar atau sekitar Rp. 29,4 triliun total utang luar negeri Indonesia masih mencapai USD 66,531 miliar atau sekitar Rp 618,7 triliun.

Jepang masih menjadi kreditor terbesar dengan USD 25,58 miliar. Disusul Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar USD 9,106 miliar dan Bank Dunia USD 8,103 miliar. Berikutnya, Jerman dengan USD 3,809 miliar, Amerika Serikat USD 3,545 miliar, dan pihak lain, baik bilateral maupun multilateral, USD 16,388 miliar.

<>

Namun, dikatakan, berbeda dengan pinjaman dari IMF, utang ke lembaga donor lain tidak akan terlalu membebani bangsa Indonesia. Pemerintah tidak berencana mempercepat pelunasan sisa utang-utang tersebut. “IMF tak bisa lagi mengawasi, memantau, dan mendikte kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jum’at (6/10).

Utang dari IMF selama ini hanya mengendap di Bank Indonesia (BI) karena hanya digunakan sebagai penambah cadangan devisa. Utang itu tidak bisa digunakan sebagai dana pembangunan seperti pinjaman pemerintah kepada lembaga donor internasional lainnya.

Pola pengembalian utang IMF dengan lembaga donor lain juga berbeda. Utang IMF sewaktu-waktu dapat dilunasi bila cadangan devisa mencukupi untuk kebutuhan ekspor selama minimal 5 bulan, tidak demikian halnya dengan utang dari Bank Dunia atau Bank Pembangunan Asia.

Utang pada donor internasional non-IMF dikembalikan dari pajak penghasilan proyek-proyek yang dibangun dengan utang itu. Lalu, utang pada IMF digunakan sebagai cadangan apabila terjadi masalah-masalah setelah krisis dan tidak bisa digunakan untuk kebutuhan pembangunan.

"Sekarang Indonesia sudah melewati krisis dan telah memiliki cadangan devisa cukup untuk delapan bulan impor sehingga kita sanggup mengembalikan," kata Kalla.

Pelunasan sisa utang Indonesia ke IMF tidak berpengaruh terhadap keanggotaan Indonesia. Indonesia kini menjadi anggota biasa saja, bukan anggota yang sakit. Indonesia akan memanfaatkan networking IMF untuk mendapat data-data dan pandangan ekonomi Indonesia secara global, sebagai perbandingan.

Sebelumnya, Kamis (05/10), Bank Indonesia menyatakan, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melunasi sisa utang ke IMF setelah melihat prospek neraca pembayaran Indonesia pada akhir tahun ini yang akan surplus USD 13,2 miliar dan cadangan devisa USD 43,3 miliar. Pada triwulan ketiga ini, cadangan devisa mencapai USD 42,3 miliar. (**nam)