Warta HAUL GUS DUR

Mahfud MD: Pemikiran Gus Dur Masih Hidup

Ahad, 19 Desember 2010 | 07:06 WIB

Jombang, NU Online
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD memberikan apresiasi yang tinggi terhadap sosok almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Menurutnya, meski mantan presiden itu sudah meninggal namun pemikiran-pemikirannya masih hidup dan terus berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Mahfud, gagasan dan pemikiran Gus Dur memang masih layak untuk dikembangkan. Apalagi ketika bangsa ini dihantam persoalan besar, masyarakat akan membandingkan dengan zaman Gus Dur menjabat sebagai presiden.
/>
"Pemikiran beliau akan dijadikan perbandingan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ini artinya, meskipun Gus Dur sudah meninggal satu tahun lamanya, pemikiran dan gagasannya masih cukup signifikan," kata Mahfud saat memberikan sambutan peringatan satu tahun wafatnya Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (18/12) tadi malam.

Mahfud menambahkan, ia tidak lama mendampingi Gus Dur saat menjabat presiden namun Mahfud sudah banyak mempelajari gagasan-gagasan tokoh pluralis itu yang tersebar di sejumlah media massa.

Ada dua pesan Gus Dur yang hingga kini masih ia ingat. Pertama, menjadi pemimpin itu harus berani dan tidak mengambang. Kedua, lanjut Mahfud, menjadi pemimpin itu jangan sampai tersandera. "Artinya, jangan sampai kita melakukan kesalahan yang membuat kita tidak berani melakukan sesuatu," katanya.

Ia mengambil contoh masalah korupsi. Kata Mahfud, jika seorang pemimpin itu gemar melakukan korupsi maka ia tidak akan berani menindak kasus korupsi. "Karena pernah melakukan korupsi, maka secara otomatis pemimpin itu akan setengah hati dalam menindak korupsi," urai Mahfud tanpa menjelaskan siapa pemimpin yang dimaksud.

Selain Mahfud, sejumlah tokoh juga hadir dalam peringatan itu. Semisal Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Syaifudin dan Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti. Dalam acara yang diiringi rintik hujan itu, seluruh keluarga Gus Dur juga hadir. Mereka adalah istri mendiang Gus Dur, Hj Sinta Nuriyah, kemudian empat putri Gus Dur, Alisa Qatrunada Munawarah, Zanuba Arifah Chafsah, Annita Hayatunnufus , serta Inayah Wulandari. (sam)