Warta MUSIBAH MERAPI

Matematika Allah ala Pengungsi Palestina

Ahad, 21 November 2010 | 00:02 WIB

Gaza, NU Online
Baru saja dua minggu lalu pengungsi Palestina di Suriah dan Gaza mengirimkan uang bantuan kepada saudara-saudaranya korban Tsunami dan Gunung Merapi sebesar 4 ribu dolar, Allah langsung menggantinya dengan hewan qurban senilai 120 ribu dolar sumbangan dari masyarakat Turki.

Hal ini disampaikan oleh Ziad Said Mahmud, Kordinator Bantuan Kemanusiaan Internasional untuk Palestina, kepada Sahabat Al-Aqsha lewat telepon.<>

Lelaki asal Gaza ini meyakini, ini merupakan janji Allah, yang akan melipatgandakan kebaikan. “Jangan lupa, ukuran Allah pasti jauh lebih besar dari ukuran manusia. Dalam hitungan uang manusia saja, dari 4 ribu yang kami kirim ke Indonesia dibalas Allah dengan 120 ribu dolar. Berarti kami mendapat keuntungan 30 kali lipat alias 3000 persen,” kata Ziad.

Angka ini belum termasuk nilai hewan qurban yang disembelih di Gaza, kiriman kaum Muslimin dari berbagai negara di dunia.

Belum lagi, tambahnya, pahala dalam bentuk lain, berupa kebaikan-kebaikan yang terlimpah atas para pengungsi dan rakyat Palestina, misalnya anak-anak yang semakin salih dan rajin menghafal al Quran. “Dan yang paling penting,” kata Ziad, “pahala yang kita tunggu-tunggu di Akhirat.”

Seperti Idul Adha tahun-tahun sebelumnya, para pengungsi Palestina yang ada di Suriah kedatangan tamu-tamu dari Turki yang menyampaikan dana hewan kurban dari masyarakat negeri Bulan Sabit Putih itu.

Pengungsi Palestina di Suriah berjumlah sekitar 500 ribu orang. Hewan qurban yang dagingnya bernilai sekitar 120 ribu dolar (sekitar 1,1 miliar rupiah) itu disampaikan lewat tiga organisasi kemanusiaan Turki, yaitu: IHH, Yardimeli, dan Syeikh Khulushi Afendi Foundation.

Para relawan dari ketiga organisasi itu, ikut menyembelih dan membagikan langsung daging qurban dan uang tunai ke rumah-rumah para pengungsi Palestina yang paling miskin, uzur, maupun tergeletak sakit. Di sepanjang jalan, mereka juga membagi-bagikan permen dan balon kepada anak-anak pengungsi Palestina, yang kontan tersenyum gembira.

Amirul Iman, direktur operasional Sahabat Al-Aqsha, mengaku kagum dengan cara berpikir para pengungsi Palestina itu. “Kita di Indonesia harus banyak belajar dari mereka. Di antaranya soal matematika ini. Negeri kita banyak utang, tingkat kemiskinan kita sangat tinggi, dan banyak musibah. Sudah waktunya kita pakai matematika Allah untuk menyelesaikannya,” kata Amirrul.

Caranya? “Ya dengan banyak berinfaq fii Sabilillah. Mengimani bahwa melepas milik kita untuk Allah itu pasti balasannya lebih besar lagi,” kata Amirul.

Namun begitu, Ziad Said Mahmud, yang juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, pihaknya mengirim sumbangan ke Mentawai dan Merapi tidak mengharapkan balasan dari siapapun selain dari Allah. Ziad mengutip ayat 134 surat an Nisaa’ yang artinya: “Maka barangsiapa yang mengharapkan balasan di dunia (merugilah mereka), sedangkan dari Allah tersedia balasan di dunia dan Akhirat. Maka Allah Maha Mendengar, Maha Melihat…” (rci/bil)