Warta

Mustasyar PBNU: Peringatan Maulid Nabi Bentuk Ungkapan Kebahagiaan

Sel, 7 Februari 2012 | 10:13 WIB

Kudus, NU Online
Peringatan kelahiran nabi Muhammad saw itu sangat pentingi  dilaksanakan ummat Islam. Hal ini karena ada dasar landasan perintah agama untuk mencurahkan rasa bahagia atas kelahiran Rasulullah SAW. <>

Demikian salah satu poin penting  mauidhoh hasanah yang disampaikan Mustasyar PBNU Kudus KH Sya’roni Ahmadi pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang diselenggarakan Madrasah Qudsiyyah Kudus, akhir pekan kemarin. Dijelaskan, dalam Al-Qur'an Surat Yunus ayat 58 disebutkan perintah untuk bergembira atas fadhal dan rahmat Allah.

“Dalam Al-Qur'an terkadang terdapat kalimat yang sharih (jelas) dan terkadang dalam bentuk isyarat,” terang kyai sepuh Kudus ini.

Fadhal dan rahmat Allah tersebut adalah kelahiran Nabi terakhir yang diutus untuk  membawa misi keislaman.“Begitu banyak fadhal Allah dan yang paling agung adalah kelahiran Nabi Muhammad saw,” ungkapnya. 

Di hadapan ribuan santri madrasah Qudsiyyah Kudus, kyai Sya’roni menerangkan mengenai fadhal Allah yang paling agung berlandaskan pada sebuah hadis qudsy yangmenjelaskan bahwa diciptakannya alam semester ini adalah karena Nabi Muhammad saw. Allah bersabda dalam Hadits Qudsy yang artinya jika tidak karena kamu (Muhammad), maka Aku (Allah) tidak akan menciptakan alam semeta ini.

“Dari sini bisa disimpulkan bahwa pertama kali Allah yang Allah ciptakan adalah Nur Muhammad,” tambahnya. 

Lebih lanjut  beliau mengatakan bahwa Abu Lahab yang jelas kekafirannya, siksanya dikurangi setiap hari Senin berkat rasa bahagianya saat kelahiran Nabi Muhammad saw. Budak Abu Lahab yang bernama Suwaibah Aslamiyah dimerdekakan kerana rasa bahagianya saat keponakannya, yakni Nabi Muhammad saw lahir.

“Orang kafir saja bisa seperti itu, apalagi bila dilakukan orang muslim,” imbuhnya.

Adapun cara untuk hurmat maulid Nabi, terangnya,  bisa dilakukan secara individu maupun secara rombongan banyak orang. Secara rombongan contohnya dengan menggelar peringatan maulid nabi dengan membaca Al-Barzanji, Simtudduror dan sebagainya.

Sedang secara individu,tambahnya,  bisa dilakukan dengan memperbanyak membaca salawat Nabi dan juga memperbanyak mengkhatamkan Alquran.

“Yang penting didasari atas rasa gembira atas kelhiaran Nabi serta rasa cinta kepada Rasul,” tandas Pengasuh pengajian Jum'at Pagi di Masjid Menara Kudus ini.



Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Qomarul Adib