Warta

NU Australia Gelar Doa Bersama dan Maulid Nabi

Sen, 16 April 2007 | 02:11 WIB

Canberra, NU Online
Kondisi bangsa Indonesia yang tidak beranjak dari pelbagai problem dan bencana mengilhami Habib Umar Faruk Assegaf, mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) ANZ (Australia New Zealand) menyelenggarakan acara doa bersama untuk bangsa dan peringatan Maulid Nabi pada Ahad (15/4) kemarin.

Acara yang diselenggarakan di kediaman Habib Umar Assegaf ini dihadiri segenap unsur masyarakat Islam Indonesia di Canberra. Tampak hadir dalam acara ini beberapa diplomat Indonesia beserta keluarga, mahasiswa, anggota NU dan masyarakat Indonesia yang sudah lama berdomisili di Canberra.

<>

Acara ini diawali dengan pembacaan Barzanji dipimpin oleh Habib Umar Assegaf. Hadirin tampak hikmat mengikuti lantunan shalawat Nabi yang selama ini hanya bisa didengar di beberapa pesantren dan masjid-masjid NU di tanah air. Habib Umar menutup acara ini dengan doa yang cukup menyentuh. Sehingga tanpa sadar Habib Umar meneteskan air matanya.

Pengurus NU Australia dalam kesempatan ini juga melakukan acara khatmil Qur’an yang juga menjadi acara rutin setiap bulan di beberapa Negara bagian di Austalia. 

Acara doa bersama untuk bangsa ini dipimpin oleh Arif Zamhari, Ketua Tanfidziah PCI- NU ANZ. Arif mengatakan, doa bersama ini merupakan "sumbangsih" bagi kebaikan bangsa dan doa ini lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa. "Doa ini merupakan wujud kasih kita pada bangsa. Semoga Allah memberi jalan kepada para pemimpin bangsa untuk menyelesaikan masalah-masalah bangsa," katanya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan hikmah Maulid yang disampaikan oleh Farid Saenong, kandidat doktor di Australian Natioan University. Dalam mauidhanya, Farid yang juga aktifis Kajian Alqur’an di Pusat Studi Al-Qur’an Ciputat ini membahas fungsi kehadiran Nabi di dunia ini yakni untuk memberikan rahmat kepada suluruh alam.

Tidak lupa Ustadz Farid Saenong juga mengkaji akhlak mulia Nabi Muhammad yang patut diteladani oleh umatnya. Misalnya, Nabi Muhammad adalah seorang yang sangat pemalu, beliau jahit bajunya, menjenguk orang yang menderita, berada di tengah-tengah orang miskin dan lain sebagainya.

Seperti layaknya peringatan Maulid di Indonesia, acara ini juga diakhiri dengan jamuan makan malam dengan hidangan Nasi Kebuli ala Arab yang dimasak oleh Ibu Umar Assegaf selaku tuan rumah.

Acara yang sama juga diselenggarakan oleh para aktifis NU Australia di Brisbane. Dalam acara Maulid yang diselenggarakan di kediaman Suseno Hadi, kandidat doktor dalam bidang Kesehatan Masyarakat, Queensland University, diisi dengan pembacaan Syimtuduror dan hikmah Maulid Nabi oleh Ustadz Mumu dari Perth.

Dalam ceramahnya Ustadz Mumu menekankan pentingnya umat Islam untuk melakukan dzikr secara berjamaah. Umat Islam tidak perlu takut di-bid’ah-kan dengan melakukan amalan dzikr ini karena amaliah ini memiliki landasan yang cukup kuat. (nu-anz/nam)