Warta

Tak Perlu Gentar Dicap Bid’ah

Sab, 14 April 2007 | 04:05 WIB

Tegal, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH. Mohammad Adnan mengimbau warga Jamā€™iyyah Nahdlatul Ulama (nahdliyyin) yang berpegang teguh pada faham Ahlussunnah wal Jamaā€™ah (Aswaja) agar tidak merasa gentar menghadapi tuduhan bidā€™ah atau membuat-buat ibadah baru.

"Dituduh bidā€™ah itu anggap enteng saja. Justru bisa jadi orang yang menuduh itu malah ahlu bidā€™ah. Lha, kalau alasannya amaliah tersebut tidak pernah diamalkan Nabi Muhammad apa otomatis dianggap bidā€™ah?" ungkapnya di sela-sela acara kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Istighotsah Kubro di Pondok Pesantren At-Tauhidiyah di Desa Cikura Kec. Bojong Kab. Tegal, Kamis malam (12/4) kemarin, seperti diberitakan Koran NU Tegal Forum Warga.

<>

ā€Padahal zaman Nabi dulu tidak ada penentuan 1 syawal dengan metode hisab, karena selalu pakai rukyat. Lantas apakah metode hisab juga harus dihukumi bidā€™ah?ā€ tambahnya.

Diakui memang ada kecenderungan sekolompok umat Islam yang suka mengolok-olok kegiatan tradisi warga nahdliyin seperti tahlilan, maulid Nabi, istighotsah, ziarah kubur dan lain-lain. Bahkan, saat ini banyak kelompok yang mengaku berfaham Ahlussunah wal Jamaā€™ah tapi jurusannya berbeda. Bukan mentradisikan dzikir tapi justru gemar memanas-manasi umat.

"Dulu saja ada laskar yang memakai nama Ahlussunah wal Jamaā€™ah. Mereka itulah yang waktu itu gemar mengasah pedang dan selalu ingin mengobarkan perang. Syukurlah sekarang mereka sudah bubar. Tetapi muncul lagi kelompok-kelompok lain yang kecenderungannya sama," kata Kyai Adnan.

Pada kesempatan itu Kiai Adnan mengatakan, ada tiga tipe orang NU. Ada yang disebut NU struktural, ada NU kultural dan ada juga NU lunturan. NU struktural adalah mereka yang menjadi kader dan pengurus organisasi NU. Sedang NU kultural itu merupakan jamaā€™ah nahdliyin yang mengamalkan faham keagamaan dan tradisi-tradisi NU.

ā€Adapun NU lunturan itu adalah kumpulan orang-orang NU yang selalu gonta-ganti warna alias bermental bunglon," tuturnya setengah berkelakar.(fei/nam)