Warta

PC Lakpesdam NU Pasuruan Akan Terbitkan Buku Panduan Kaderisasi

Sel, 20 Maret 2007 | 04:09 WIB

Pasuruan, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) dalam waktu dekat akan menerbitkan buku panduan pengkaderan bagi NU. Demikian diungkapkan Ravy Aydrus, Ketua PC Lakpesdam NU Kabupaten Pasuruan, di sela-sela seminar dan workshop kaderisasi NU, di Kantor Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Senin (19/3) kemarin.

“Termasuk bagaimana memahami Khittah NU sehingga bisa dijadikan pemahaman dan pemikiran bagi kalangan nahdliyin (sebutan untuk warga NU, Red). Tentunya, target yang ingin dicapai, PC Lakpesdam NU Kabupaten Pasuruan akan menerbitkan buku panduan kaderisasi NU,“ papar Ravy.

<>

Dalam acara bertajuk “Ideologi Aswaja sebagai Pusat Kendali dalam Membangun Kehidupan yang Islami dan Wawasan Kebangsaan itu, hadir sejumlah narasumber dari kalangan pesantren dan tokoh nahdliyin. Di antaranya, HMB Firjaun Barlaman Imron Mutamakkin (PCNU Kabupaten Pasuruan).

Menurut Ravy, penerbitan buku panduan kaderisasi itu dilakukan sebagai salah satu upaya membendung gerakan dan paham kelompok Islam garis keras yang marak akhir-akhir ini. Oleh karenanya, seminar dan workshop yang diikuti 70-an peserta perwakilan Majelis Wakil Cabang NU se-Kabupaten Pasuruan dan seluruh badan otonom itu, diharapkan mampu menghasilkan rumusan yang dapat dijadikan bahan masukan.

NU, katanya, sudah saatnya untuk bergerak. Pasalnya, gerakan kelompok Islam garis keras yang kerap menyudutkan NU dan paham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) tak hanya dilakukan lewat pengajian, tapi sudah masuk dari pintu ke pintu. NU perlu menjaga pemahaman sekaligus meningkatkan wawasan baru soal keorganisasian dan masalah itikad.

Dalam resume buku pola kaderisasi, disebutkan, NU sebagai organisasi masyarakat yang berhaluan Islam Aswaja meyakini bahwa kehadirannya untuk merealisasikan peran kemanusiaan menjadi khalifa fi al-ardh, memakmurkan bumi. Membangun peradaban luhur di atas alam semesta dan meneruskan risalah Kenabian. Bahkan, NU menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi. Pada penjelasan pada resume tersebut, juga disebutkan model, strategi dan metode pendidikan pengkaderan NU.

Sementara itu, Gus Firjaun mengungkapkan, pengertian kata Aswaja sudah identik dengan NU. Karena, hanya NU yang mempopulerkan istilah tersebut sebagai singkatan Ahlusunnah Waljamaah dan kelompok lain agaknya tidak familiar dengan singkatan itu.

Dikatakan, dalam dunia akademik, kata Sunisme lebih dikenal dari Aswaja itu sendiri. Artinya sama yakni paham Ahlusunnah Wal Jamaah, yang berarti pengikut sunnah Rasulullah. Sedangkan jamaah maksudnya sunnah sahabat Rasulullah. Menurutnya, KH Achmad Siddiq mendefinisikan Aswaja sebagai pengikut setia Ahlussunnah Waljamaah, ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama sahabatnya. (sam/duta)