Warta

NU Jember Gelar Pelatihan Aswaja

NU Online  ·  Ahad, 23 April 2006 | 09:36 WIB

Jember, NU Online
Munculnya banyak aliran yang berpotensi menggerus faham Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja), membuat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember berpikir keras untuk terus menanamkan Islam ala Aswaja dalam kehidupan masyarakat.

Karena itu, Rabu (19/4) lalu, PCNU Jember mennggelar “Pelatihan Wawasan Keagamaan NU” di Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Kecamatan Sumbersari.

<>

“Ya, kita harus selalu menginternalisir nilai-nilai NU dalam diri warga agar tetap lestari”, ujar Ketua PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad kepada NU Online.

Alumni Pesantren Sidogiri ini mengakui bahwa aliran-aliran yang cenderung nyleneh, bahkan menyudutkan NU semakin lama semakin banyak.

Hal itu, menurutnya, tidak perlu dilawan dengan kekerasan, tapi dengan dialog yang argumentatif berdasarkan dalil-dalil naqli. Karena itu, para kader NU perlu dibekali dengan wawasan yang dalam tentang seluk-beluk NU.

“Itu untuk mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat sekaligus menangkis serangan yang mungkin membidik kita,“ tukasnya.

Pelatihan yang digelar selama 2 hari ini diikuti oleh 20 peserta dari seluruh MWC NU di Jember. Nara sumbernya adalah para kiai sepuh yang berwawasan luas, seperti Habib Baharun dari Malang dan Ust. Fauzi Sa’id dari Jakarta.

Gugatan As-Salafy atas Amaliah NU

Di forum pelatihan itu, sempat disinggung adanya pesantren As-Salafy yang sejak lama hadir dan membangun pesantren di Gladak Pakem, Kecamatan Kranjingan. Dalam menjalankan “aksinya”, pesantren tersebut mengedarkan majalah dan buletin Al-Ilmu di tengah-tengah masyarakat, melalui masjid, mushalla maupun perorangan. Ironisnya, sebagian besar isi buletin milik santri yang suka memelihara jenggot ini kerap menggugat amaliah-amaliah NU seperti tahlil, yasinan dan sebagainya.

Sebagaimana diketahui, beberapa minggu terakhir ini, “pertikaian” antara pesanten As-Salafy dan kelompok NU semakin memanas menyusul terbitnya buletin tersebut. Komunitas pemuda NU kemudian menerbitkan sebuah buku putih berjudul “Mewaspadai Aliran Salafy” untuk membantah tuduhan-tuduhan As-Salafy terkait dengan tahlilan dan sebagainya. Lalu, mereka pun membalas dengan sebuah selebaran yang intinya “membenarkan” apa yang mereka tuduhkan.

“Tapi pelatihan ini bukan untuk itu. Itu terlalu kecil untuk dibahas di forum pelatihan yang justru memiliki orientasi visioner dan jangka panjang”, ujar Ketua panitia, Ust. Suparman, S.Ag (ary).

Kontributor NU Online di Jember: Aryudi