Semarang, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) melalui Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan (LP) Maâarif NU menolak adanya komersialisasi pendidikan di Indonesia. Hal ini akan ditegaskan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) ke-2 Asosiasi Perguruan Tinggi NU (APTINU) di Semarang, Ahad-Selasa (8-11/9).
Komersialisasi pendidikan dinilai telah menjadikan pendidikan Indonesia kehilangan arah. âMasuk Jurusan tertentu harus membayar uang puluhan juta bahkan ratusan juta," kata Sekretaris PP LP Ma'arif Aceng Abdul Aziz di Semarang, Sabtu (8/9), di sela-sela persiapan Muskernas ke-2 APTINU.
Komers<>ialisasi pendidikan muncul sejak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berubah fungsi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan hal ini diperkuat dengan RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang masih dalam pembahasan. RUU BHP ini dipersoalkan karena mengancam keberadaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
âRegulasi yang dibuat Pemerintah seyogyanya bagaimana mendorong PTS agar terus meningkatkan kualitas yang baik dengan biaya yang murah. Mestinya yang dikomersialkan adalah lulusannya, tetapi jangan dalam proses pembelajarannya,â kata Aceng.
âSeringkali pemerintah ketika membuat regulasi ada hal dirugikan. Karenanya sebelum terlanjur dilaksanakan, pemerintah harus melibatkan berbagai pihak, diantaranya dengan APTINU,â tambahnya.
Muskernas ke-2 APTINU akan diadakan di Hotel Pandanaran Semarang. Selain Soal BHP Muskernas juga akan membahas tentang pelaksanaan sertifikasi guru-dosen bagi PTS, serta akreditasi perguruan tinggi. Muskernas ini akan dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia.(her)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua