Warta

IPNU Puji Pemprov Kaltim, Realisasikan 20 Persen Anggaran Pendidikan

Kam, 23 Agustus 2007 | 08:31 WIB

Samarinda, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) memuji dan mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang telah merealisasikan 20 persen anggaran pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Idy Muzayyad mengatakan, langkah maju tersebut merupakan bentuk kepedulian yang kuat atas dunia pendidikan bagi masyarakat daerahnya. Demikian pula, kebijakan tersebut berarti telah memenuhi amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 23 tahun 2003.&<>lt;/p>

”Pemenuhan 20 persen APBD untuk pendidikan itu memang belum menjadi jaminan bagi perbaikan kualitas pendidikan. Tapi, itu harus dipenuhi dulu karena memang amanat UU Sisdiknas,” terang Idy usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IPNU di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Kaltim, di Samarinda, Kaltim, Kamis (23/8).

Menurutnya, pemenuhan 20 persen anggaran pendidikan itu harus diikuti dengan kebijakan lain yang mendukung upaya perbaikan kualitas dan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh rakyat di negeri ini. Bila tidak demikian, maka anggaran tersebut akan sia-sia saja.

Ia berharap pada daerah-daerah lain agar bisa mengikuti kebijakan Pemprov Kaltim yang telah merealisasikan amanat UU Sisdiknas tersebut. “Bagaimanapun juga, anggaran itu merupakan salah satu syarat utama kalau pendidikan di Indonesia ini mau lebih maju dan merata,” tandasnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur Kaltim Syaiful Teteng mengatakan, pihaknya telah menganggarkan Rp 80 miliar atau sebesar 20 persen dari APBD Kaltim untuk pendidikan. Jumlah yang cukup besar tersebut memang diperuntukkan bagi masa depan dan kemajuan dunia pendidikan di daerahnya.

Namun, ia mengakui, dana senilai itu memang dirasa masih belum mampu menjawab kebutuhan dan memperbaiki kualitas pendidikan di daerahnya. Ia mencontohkan, kebutuhan tenaga kerja di daerahnya yang belum bisa dipenuhi oleh putra daerah.

“Tidak cukup 20 persen dari APBD. Masih harus diikuti dan disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan lain yang mendukung,” ujar Syaiful di hadapan para peserta Rakernas IPNU yang merupakan perwakilan 30 Pengurus Wilayah IPNU se-Indonesia.

Sinetron Racuni Remaja

Rakernas yang digelar hingga 25 Agustus mendatang di Hotel Diamond itu juga akan membahas berbagai persoalan yang dihadapi remaja dan pelajar saat ini, terutama maraknya sinetron remaja di televisi yang dinilai tidak mendidik serta mengajarkan gaya hidup bebas.

“Tayangan televisi saat ini, terutama sinetron remaja, telah ‘meracuni’ remaja. Tidak semua tayangan televisi baik. Selama ini kita lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan televisi. Kondisi yang memprihatinkan inilah yang akan kita bahas pada forum Rakernas kali ini,” terang Idy. (rif)