Warta RAKERNAS IPNU

Bahas 20 Persen Anggaran Pendidikan dan Sinetron Remaja

Rab, 22 Agustus 2007 | 12:21 WIB

Samarinda, NU Online
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) siap digelar besok, Kamis (23/8), di Hotel Diamond, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Hajatan akbar organisasi pelajar terbesar di Indonesia itu akan dibuka Plt. Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayo dan Ketua Pengurus Besar NU Ahmad Bagja.

Sejumlah agenda penting dan mendesak bakal dibahas pada forum yang diikuti perwakilan Pengurus Wilayah IPNU se-Indonesia itu. Antara lain, persoalan anggaran pendidikan yang hingga kini masih belum mencapai 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.<>

"Sejak awal, kita telah mendesak pemerintah untuk segera memanuhi 20 persen anggaran pendidikan. Kenyataannya, pada tahun 2008, pemerintah belum juga memenuhi amanat Undang-undang tersebut. Kita akan bahas masalah itu dalam Rakernas itu," ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Idy Muzayad kepada wartawan di Samarinda, Rabu (22/8).

Idy mengakui, pemenuhan 20 persen anggaran pendidikan itu belum bisa menjamin kemajuan pendidikan di Indonesia. Sebab, masalah yang dihadapi pendidikan di negeri ini memang sangat kompleks. "Tapi, itu harus dipenuhi dulu sesuai amanat Undang-undang," tegasnya.

Hal penting lain, katanya, adalah kontrol yang baik terhadap anggaran pendidikan tersebut. Pihaknya khawatir dengan meningkatnya anggaran pendidikan, justru dimanfaatkan oleh pejabat dengan melakukan korupsi secara besar-besaran.

Selain persoalan pendidikan, hal lain yang juga akan menjadi bahasan utama pada forum tersebut adalah fenomena maraknya tayangan televisi yang dinilai bisa merusak moral generasi muda. Sinetron remaja, misalnya, yang dinilai lebih banyak mengajarkan gaya hidup hedonis dan pergaulan bebas pada generasi muda.

"Karena itu, IPNU akan mengeluarkan rekomendasi yang isinya memboikot tayangan televisi yang tak mendidik, terutama sinetron remaja," pungkas Idy.

Hal yang lebih memperihatinkan, terang Idy, adalah dijadikannya sekolah sebagai lokasi syuting sinetron. Hal itu, sangat bertolak belakang dengan tujuan pendidikan Indonesia.

"Kalau sinetronnya mendidik, tentu hal yang baik. Tapi kalau ternyata tidak, tentu akan paradoks dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Karena itu, kami mengimbau pihak sekolah untuk menolak dijadikan sebagai lokasi syuting," katanya.

Rakernas tersebut juga akan membahas agenda aksi IPNU ke depan, antara lain, penyempurnaan modul dan strategi pengkaderan, pembenahan dan penguatan manajemen organisasi dan sinkronisasi program kerja antara Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah se-Indonesia.

"IPNU adalah bagian yang tak terpisahkan dari NU. Rakernas ini juga merupakan ajang konsolidasi nasional bagi pelajar, santri dan generasi muda NU. Bagi kami, hal ini penting untuk membendung gerakan-gerakan ideologi dan politik transnasional yang kini muncul dan berlawanan dengan NU," katanya.

Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut, Rizal Syarifuddin, menyatakan, Rakernas itu akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional, meliputi tokoh dan pakar pendidikan, pengurus teras PBNU, para menteri dan tokoh lokal Kaltim. (rif)