Warta

PBNU Bakal "Roadshow" untuk Redakan Konflik di Irak

Kam, 11 Januari 2007 | 11:50 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada akhir Januari hingga awal Februari mendatang bakal melakukan "roadshow" ke sejumlah negara guna menyosialisasikan gagasan untuk meredakan konflik antarsekte di Irak.

Usai menerima kunjungan Ketua Persatuan Ulama Internasional Syekh Yusuf Qardhawi di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (11/1), Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menjelaskan, sejumlah negara yang akan dikunjunginya antara lain Inggris, Iran, Syuriah, dan Libanon.

<>

"Roadshow ini bagian dari upaya mewujudkan redanya konflik antara kelompok Sunni dan Syiah di Irak dan di negara Timur Tengah lainnya," kata Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut.

Setelah roadshow, kata Hasyim, juga akan digelar konferensi internasional terkait isu peredaan konflik antarsekte Islam tersebut. Konferensi kemungkinan digelar di Teheran, Iran atau di Jakarta.

Gagasan penyelenggaraan konferensi internasional diusulkan Hasyim ketika menerima kunjungan Duta Besar Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi di PBNU, Rabu (3/1) lalu.

Hasyim yang juga Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) itu menyatakan, konferensi penting juga dilakukan untuk meluruskan fakta karena media massa Barat saat ini getol menyiarkan terjadinya konflik antaraliran Islam di Irak.

Persoalannya, kata Hasyim, dalam pemberitaannya tersebut sama sekali tak disinggung akar masalahnya sehingga kesan yang mencuat adalah konflik terjadi akibat perbedaan keyakinan atau umat Islam senang berkelahi satu sama lain.   

"Padahal faktor yang melatarbelakangi pertikaian itu bukan soal Kurdi, Syiah dan Sunni. Tetapi adalah masalah kekuasaan Saddam, intervensi asing dan masalah pemecahbelahan. Nah ini harus dikembalikan duduk masalahnya," katanya.

Menurut Hasyim, Iran merupakan pihak yang cukup tepat untuk menyelenggarakan konferensi internasional tersebut karena selain merupakan negara berpenduduk Syiah terbesar di dunia, Iran juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Irak, yakni perang selama delapan tahun sejak tahun 1980.

Dalam kesempatan itu Hasyim juga menawarkan, jika pemerintah Iran tidak bersedia menjadi tuan rumah, maka NU siap memfasilitasi penggelaran konferensi internasional itu di Jakarta.

"Apabila NU diminta memfasilitasi konferensi itu, sepanjang NU mampu, insyaallah akan dilaksanakan. Karena ini untuk keselamatan umat Islam dan juga dalam rangka perdamaian dan keadilan dunia," katanya. (rif)