Warta HALAQOH KHITTAH NAHDLIYAH

PBNU Minta Lakpesdam Dikembalikan pada Niat Awal

Sel, 12 Desember 2006 | 12:32 WIB

Palembang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta orientasi gerakan Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU dikembalikan pada niat awal didirikannya. Menurutnya, saat ini lembaga yang menjadi pusat penelitian dan pengkajian di NU itu sudah keluar dari tujuan awalnya.

ā€œSaya minta Lakpesdam dikembalikan pada nawaitu (baca: niat) awalnya, yakni memandaikan warga NU, membuat NU yang proporsional, membuat NU menjadi organisasi profesional dan membuat NU yang kultural menjadi struktural,ā€ terang Hasyim di Hotel Carrisimi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (12/12).

<>

Hasyim mengatakan hal itu di hadapan peserta Halaqoh Khittah Nahdliyah Pengurus Cabang NU se-Sumatera Selatan dan peserta Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Lakpesdam NU seluruh Indonesia. Ketua Pengurus Wilayah NU Sumsel H Malā€™an Abdullah, Ketua PP Lakpesdam NU Nasihin Hasan, mantan aktifis Lakpesdam Said Budairi dan Ketua PW Lakpesdam NU Sumsel Hendra Zainudin hadir dalam acara tersebut.

Dalam sejarahnya, menurut Hasyim, alasan utama didirikannya Lakpesdam pada Muktamar NU ke-27 tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur, adalah untuk membuat sebuah wadah yang berfungsi menggodok kader-kader NU menjadi kader yang profesional dan ahli di bidangnya masing-masing. ā€œJadi, bagaimana caranya meminterkan orang NU dan memanajerial NU itu sendiri,ā€ tandasnya.

Keempat hal itu, kata Hasyim, tidak tergarap secara maksimal oleh Lakpesdam NU. Padahal, menurutnya, bidang itulah yang menjadi tugas dan peran utama Lakpesdam. Potensi-potensi, terutama sumber daya manusia NU yang tak lagi bisa dianggap kecil, kurang mendapat perhatian.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu mengungkapkan, secara kultural, NU terus memproduksi kader-kader yang potensial melalui pondok pesantren. Namun, kelemahannya adalah potensi kultural tersebut tidak terberdayakan, karena NU belum memiliki manajemen atau tata kelola yang baik untuk menuju ke arah tersebut.

ā€œSecara kultural NU itu bagus. Pondok pesantren NU itu kan terus memproduksi kader NU. Tapi sayangnya tidak terorganisir dan tidak terstruktur dengan baik. Sehingga, kultur mengalahkan struktur. Secara organisatoris, structural, NU sangat lemah,ā€ jelas mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu.

Oleh karenanya, melalui Mukernas tersebut, Hasyim berharap, Lakpesdam mampu mengubah orientasi gerakannya. Ia berharap, Lakpesdam tidak lagi terlalu lama berkutat dengan wacana. Menurutnya, hal itulah yang terjadi selama ini.

Dalam kesempatan itu, Hasyim juga menyampaikan pesan Rais Am PBNU KH Sahal Mahfudh. Menurutnya, Rais Am berpesan agar Lakpesdam NU tidak terlalu focus pada bidang wacana. Menurutnya, jika tanpa kontrol hal itu akan berbahaya bagi NU secara keseluruhan. ā€œApalagi wacana tersebut diimpor dari luar,ā€ pungkasnya.

Rais Am PBNU, terang Hasyim, juga berpesan agar Lakpesdam lebih mengarahkan perhatiannya pada pembenahan dan penataan organisasi NU. ā€œMenurut Kiai Sahal (Mahfudh-Red), lebih bagus Lakpesdam membenahi manajemen NU. Lakpesdam diharapkan mampu menjadi alatnya NU untuk membuat pinter orang NU,ā€ ungkapnya. (rif)