Warta

Pesantren Daarul Mughni Bogor Budidayakan Ayam Ketawa Mahkota

Sel, 22 Maret 2011 | 00:11 WIB

Bogor, NU Online
Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kabupaten Bogor, melatih para santrinya berwirausaha dengan mengembangkan budidaya ayam ketawa “Mahkota”, yakni spesies ayam langka asal Sulawesi Selatan (Sulsel).

Manajer Program Wirausaha Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Abdul Hadik kepada NU Online di Bogor, Senin (21/3), mengatakan, budidaya ayam ketawa tersebut digagas sebagai upaya menanamkan hobi wirausaha di kalangan santri.<>

"Hobi wirausaha harus ditanamkan sejak dini. Santri harus memiliki keterampilan wirausaha sebagai bekal terjun di tengah masyarakat," katanya.

Menurut dia, seorang santri harus memiliki keterampilan tertentu,sehingga memiliki keahlian yang dapat dikembangkan di masyarakat.

"Tamatan pesantren tidak mesti jadi ustad atau kiai. Namun dapat juga menjadi pengusaha, wartawan maupun seniman," katanya. Oleh karena itu, sebagai upaya membekali santri dengan keterampilan wirausaha, sejak tujuh bulan silam, Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki yang terletak di Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, mengembangkan budi daya ayam ketawa.

Ayam khas Sulawesi Selatan tersebut dinamai ketawa karena kemampuan tertawa, kebiasaannya terbilang sangat unik yang tidak ditemukan pada berbagai jenis ayam lain di Tanah Air. Di Sulsel, ayam Ketawa biasa dibudidayakan oleh kalangan raja-raja setempat.

Harga ayam ketawa yang dibudidayakan Pesantren Daarul Mughni terbilang mahal. Sepasang ayam ketawa dijual dengan kisaran harga Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.

"Semakin bagus kualitas ketawanya harganya semakin mahal. Sepasang ayam ketawa bisa menembus harga hingga Rp25 juta," kata alumnus Pesantren Daarul Rahman Jakarta. Menurut dia, pihak Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki membudidayakan ayam ketawa dengan bibit yang langsung berasal daru Sulsel.

Setelah tujuh bulan dibudidayakan, ayam ketawa milik Pesantren Daarul Mughni yang semula hanya dua pasang kini telah berkembang menjadi 100 ekor.

Selain mengembangkan ayam ketawa, Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki juga membudidayakan ayam Serama, jenis ayam yang berasal dari Malaysia. Ayam ini merupakan ayam terkecil di dunia. Ayam serama dijual dengan harga Rp2,5 juta sepasang.

Daarul Mughni Al-Maaliki merupakan pesantren modern yang memiliki keunggulan bahasa Arab, bahasa Inggris, kitab kuning dan teknologi informasi dengan jumlah santri mencapai 1.000 orang, yang berasal dari berbagaipenjuru Tanah Air.

Pengasuh Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, KH Mustofa Mughni menambahkan, pengembangan wirusaha diharapkan akan memberikan dua keluaran sekaligus, yakni memberikan bekal keterampilan bagi santri sekaligus mendatangkan nilai tambah ekonomi untuk memutarkan roda organisasi pesantren.

"Kami akan terus berupaya mengembangkan keterampilan santri serta menggali sumberdaya untuk memudahkan pemutaran roda organisasi pesantren," demikian Mustofa Mughni. (hir)