Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengkritik politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) sebagai politisi yang tidak mandiri.
"Politisi PKB dan PKNU bukan politisi mandiri tapi politisi nebeng," kata Hasyim di Jakarta, Kamis, menjawab wartawan soal perebutan pengaruh antara PKB dan PKNU di kalangan nahdliyin (warga NU).
<>Dalam setiap kesempatan, baik PKB maupun PKNU seringkali mengklaim sebagai partai yang paling pas buat warga NU, paling didukung ulama-ulama NU. Dengan kata lain, kedua partai itu lebih "menjual" nama NU daripada program partai.
Bagi Hasyim, posisi NU sudah sangat jelas, tidak terikat dengan partai mana pun dan tidak akan mengikatkan diri pada satu partai. Warga NU bebas berafiliasi dengan partai apa saja.
Karena itu, bukan hal aneh kalau saat ini warga NU tersebar ke beberapa partai, baik jadi pengurus maupun sekedar simpatisan.
Hasyim menegaskan, dalam hal politik kekuasaan yang menjadi ranah partai, warga NU tak perlu disatukan atau istilah Hasyim disolidkan dalam satu partai. "Sengaja tidak disolidkan. Kalau disolidkan nanti NU terjebak menjadi oposisi atau pendukung pemerintahan. Ini jelek," tandas Hasyim.
Menurut pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu, dalam posisi sekarang NU justru lebih leluasa bergerak. "Sekarang ini justru bisa pro atau tidak (pada pemerintah), tergantung ma’ruf (baik) atau tidak (kebijakan pemerintah)," katanya. (mkf)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
3
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
Kupas Tuntas Nalar Fiqih di Balik Fatwa Haram Sound Horeg
6
Sound Horeg: Menakar Untung-Rugi Kebisingan
Terkini
Lihat Semua