Warta TSUNAMI CILACAP

Ponpes Al-Kholidiyah Jadi Tempat Pengungsian

NU Online  ·  Ahad, 23 Juli 2006 | 13:01 WIB

Cilacap, NU Online
Komplek Pondok Pesantren (Ponpes) dirasa cukup aman dari tsunami. Para korban bencana alam tsunami, Senin (17/7) lalu, di Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memilih Ponpes al Kholidiyah untuk dijadikan tempat pengungsian yang aman.
 
Hal itu disampaikan Pengasuh Ponpes al Kholidiyah KH Muhammad Mahfudh kepada NU Online di sela-sela menerima kedatangan Tim Kemanusiaan PBNU di komplek ponpesnya, Desa Widorapayung Wetan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Sabtu (22/7).<>“Alasan pertama mereka (pengungsi, red) adalah karena di pondok ini ada tempat yang tinggi. Kedua, mereka merasa lebih aman ketika bersama kiai,” kata Kiai Mahfudh, begitu panggilan akrab tokoh masyarakat setempat itu.
 
Kiai yang juga salah satu Mustasyar Musyawarah Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Binangun ini mengatakan, sejak hari pertama gelombang pasang tsunami yang menerjang wilayahnya, tercatat 600 orang yang telah mengungsi di ponpesnya. Para pengungsi itu, lanjutnya, rata-rata datang dari empat desa.
 
Para pengungsi yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak tersebut ditampung di masjid ponpes dan komplek asrama para santrinya. ”Pokoknya gabung dengan santri. Ada yang tidur di masjid, ada yang pondok,” terangnya.
 
Hingga saat ini, kata Kiai Mahfud, para pengungsi tersebut belum berani kembali ke rumahnya masing-masing. Selain karena rata-rata tak punya tempat tinggal lagi, katanya, para pengungsi masih takut akan terjadi tsunami susulan.
 
”Ada beberapa orang yang sudah kembali, tapi yang bertahan di sini masih banyak. Mereka masih takut kalau ada tsunami lagi,” ungkap Kiai Mahfudh.
 
Diungkapkannya, hingga saat ini belum terlalu banyak bantuan dari luar yang dikirimkan ke ponpesnya untuk para pengungsi. Untuk melayani para pengungsi, pihaknya masih mengandalkan bantuan dari swadaya masyarakat sekitar. ”Ada juga bantuan dari luar, tapi nggak banyak. Bantuan yang ada ini rata-rata dari masyarakat,” terangnya.
 
Bahkan, lanjutnya, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkesempatan mengunjungi lokasi bencana, ponpesnya yang ditempati banyak pengungsi tak disinggahi. ”Padahal di sini (di Ponpes al Kholidiyah, red) pengungsi banyak sekali, tapi SBY nggak datang ke sini,” ujarnya.
 
Gelar Pengobatan Gratis
Tiga hari menggelar pengobatan gratis keliling untuk para korban tsunami di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Tim Kemanusiaan PBNU juga melakukan hal sama di Ponpes al Kholidiyah.
 
Dengan tempat seadanya, sebuah mobil ambulan yang lengkap dengan obat-obatan, pengobatan gratis pun dilakukan. Tiga dokter NU yang diperbantukan dalam aksi sosial ini tampak kewalahan melayani ratusan pasien yang kesemuanya adalah para pengungsi.
 
”Banyak banget pasiennya, sampe kami hampir kewalahan kami,” kata dr Budi Sirodjul Munir kepada NU Online di sela-sela memeriksa pasiennya.
 
Namun demikian, aksi kemanusiaan tersebut berjalan lancar. Para pengugsi pun merasa senang atas pengobatan gratis tersebut. (rif)