Warta MUSIBAH MERAPI

Potong Rambut Gratis di Pengungsian Merapi

Sen, 22 November 2010 | 02:17 WIB

Sleman, NU Online
Sudah lebih dari 15 hari warga mengungsi di lokasi pengungsian yang menyebar di berbagai wilayah. Mereka pun tidak sempat pergi ke tukang cukur atau salon untuk memendekkan rambut. Tiga tukang cukur relawan dari Jalan Wonosari Yogyakarta menyediakan jasa cukur gratis bagi para pengungsi dan relawan.

“Ini spontanitas, Mas, teman-teman tukang cukur rambut mengajak berbagi amal untuk pengungsi,” kata Tri Widodo, 34 tahun, tukang cukur asal Jalan Wonosari, Ahad (21/11). />
Biasanya, setiap memangkas rambut konsumen, ia dan kawan-kawan sesama tukang cukur rambut menarik tarif Rp 5.000 per konsumen. Dalam acara memangkas rambut gratis ini, bagi para tukang cukur merupakan kesenangan tersendiri. Sebab selain mencukur rambut merupakan pekerjaan pokok, beramal dari profesinya merupakan keasyikan tersendiri, beramal sesuai keahliannya.

Tri sudah beberapa kali ikut mencukur rambut gratis bagi para pengungsi di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam satu hari ia bisa memangkas rambut sebanyak 30 orang. Rata-rata yang ingin rambutnya dipotong dari anak-anak hingga kakek-kakek.

Widodo, 35 tahun, tukang cukur rambut lainnya mengatakan, ia mengajak teman-teman sesama tukang cukur untuk mengikuti selingan tersebut dengan mencukur rambut pengungsi. Ia berpikir, sudah lebih dari setengah bulan para pengungsiu berada di pengungsian, ia yakin mereka tidak sempat potong rambut. Maka inilah waktu bagi para tukang cukur untuk berpartisipasi dan beramal bagi paa pengungsi.

“Saya yakin, saudara-saudara kita pengungsi atau relawan tidak sempat potong rambut, maka inisiatif kami untuk datang ke sini (barak pengunsian) untuk memangkas rambut mereka,” kata dia sambil memotong rambut seorang anak kecil.

Salah satu pengungsi yang sempat potong rambut adalah Maryono, seorang kakek berumur 70 tahun asal Ngepringan, Cangkringan, Sleman. Ia mengungsi bersama istri, anak, dan dua cucunya. Rumahnya hancur, dua sapi dan dua kambingnya mati. Namun bersyukur keluarganya selamat karena sudah mengungsi sebelum terjangan awaqn panas 5 November yang lalu.

“Biasanya saya cukur di tukang cukur pithingan Rp 4.000 setap potong rambut, sekarang malah gratis,” kata dia sambil terkekeh. (ti/bil)