PPP: Wacana "Reshuffle" Hanya Manuver Demokrat
NU Online · Rabu, 22 September 2010 | 01:17 WIB
Wacana reshuffle lima menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II yang dihembuskan Partai Demokrat merupakan manuver dari partai tersebut untuk mendapat tambahan kursi menteri. momentum evaluasi kinerja satu tahun kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimanfaatkan oleh kader Partai Demokrat dengan melakukan manuver dengan menghembuskan wacana reshuffle.
Demikian dinyatakan, Wakil Sekretaris Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (21/9). "Isu itu merupakan indikasi dari nafsu kekuasan dari beberapa individu pengurus Partai Demokrat," katanya.
>
Sekretaris Fraksi PPP DPR ini meyakini, Presiden Yudhoyono tidak akan memilih opsi melakukan reshuffle sejumlah menteri di kabinet pada evaluasi satu tahun kinerja kabinet, karena risikonya terlalu besar terhadap stabilitas pemerintahan.
Lebih lanjut Romahurmuzy menjelaskan, wacana reshuffle kabinet akan memancing polemik di antara partai-partai anggota koalisi yang akan berdampak pada instabilitas politik. "Presiden Yudhoyono sudah cukup mendapat guncangan pada kasus Bank Century. Saya kira Presiden tidak mau ada masalah lagi pada tahun kedua hingga akhir masa jabatannya," terangnya.
Romy juga mengingatkan agar politisi tidak terus-menerus menghembuskan wacana reshuffle karena akan mengganggu komunikasi politik antarparpol anggota koalisi.
Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan, Presiden Yudhoyono akan melakukan reshuffle menteri kabinet pada 2010. "Berdasarkan pengalaman pada periode sebelumnya, Presiden akan melakukan pergantian menteri setelah evaluasi satu tahun. Pada Oktober nanti kan sudah satu tahun," kata Ahmad Mubarok. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
4
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
Terkini
Lihat Semua