Warta

Rokhmin: Jangan Putus Asa dalam Selesaikan Masalah

NU Online  ·  Rabu, 24 September 2003 | 01:21 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, saat memberikan ceramah menyambut Isra’ Mi’raj mengajak bangsa Indonesia untuk tidak berputus asa dan menggerutu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bangsa saat ini.

"Kata kuncinya adalah bahwa kita tidak boleh berhenti. Apapun masalah kita, kita tidak boleh putus asa. Masalah tidak akan selesai hanya dengan menggerutu,"  kata Rokhmin di Mesjid Istiqlal, Jakarta, Selasa malam. Rokhmin mengatakan, "Mulailah menyalakan lilin daripada kita mengutuk kegelapan, demikian pepatah yang sering kita dengar".

<>

Ia mengingatkan bahwa salah satu hikmah peristiwa Isra’ Mi’raj adalah bahwa Allah menghendaki agar hambanya menghindarkan diri dari perasaan putus asa. "Kita berjalan dan berjuang sembari menemukan hikmah perjalanan. Hal ini nampak dari cara Rasul yang tidak bergeming dengan panggilan dan godaan dari segala arah yang memintanya menoleh sepanjang perjalanan Isra’ Mi’raj," katanya.

Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, katanya, di tengah masalah apapun yang melanda  tidak boleh patah arang, putus asa atau apatis. "Kita harus menemukan terobosan yang besar dalam rangka mengalihkan perhatian masyarakat kita dari hal-hal yang secara terus menerus digambarkan sebagai negatif menuju pandangan yang lebih proporsional dan positif, katanya.

Hikmah lainnya, menurut tokoh NU dari Cirebon ini adalah pentingnya kebersihan hati. Kesucian hati menjadi hal yang mutlak bila ingin keluar dari berbagai persoalan bangsa yang terjadi saat ini.
   
"Melalui peringatan Isra’ Mi’raj ini kita bisa memetik hikmah terutama dalam segi mengelola hati untuk senantiasa bersih dan suci. Sekali lagi, kami sampaikan bahwa kesucian hati mutlak harus dimiliki oleh seluruh elemen bangsa," katanya.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya semua pihak menyadari bahwa seluruh persoalan bangsa saat ini adalah bukan karena Indonesia miskin sumber daya alam, bukan pula faktor teknis ekonomi, tapi lebih pada persoalan moral serta akhlak yang buruk dan tidak Islami.

"Masih suburnya budaya korupsi, rendahnya disiplin sosial, carut marutnya penegakkan supremasi hukum, serta menjamurnya pornografi dan pornoaksi adalah cerminan nyata dari akhlak yang rendah," kata Rokhmin.(mkf)