Warta KUNJUNGAN PBNU KE LIBYA

Said Aqil Bicara dalam Forum WICC

Rab, 13 Oktober 2010 | 05:34 WIB

Tripoli, NU Online
Rapat triwulan World Islamic Call Council (WICC), Dewan Tanfidziyah World Islamic People’s Leadersif (WIPL) resmi dibuka, di Tripoli Libya, Senin ( 11/10 ). Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj sebagai salah satu sekjen organisasi internasional ini tampil sebagai pembicara utama dalam forum tersebut. Beragam problematika yang berhubungan dengan dunia Islam  dibahas didalamnya. 

Forum dibuka pada pukul  10.00 waktu setempat dan dipimpin langsung oleh DR M Ahmad Syarif, Direktur Umum World Islamic Call Society (WICS), DR Ibrahim Goel dan DR Said Aqil Siradj selaku penanggungjawabumum yang  menangani seluruh Asia.<>

Di permulaan rapat, forum membicarakan seputar laporan pengurus WIPL dari berbagai negara seperti Prancis, Srilanka, Belgia, Rusia, Amerika latin dan negara-negara Afrika lainnya.  Forum yang dihadiri oleh 22 tokoh itu menyinggung berbagai peran WIPL dalam mengayomi umat Islam di negara masing-masing. 

Said Aqil dalam laporannya menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan dakwah yang telah diselenggarakan di Asia. Diantaranya mengadakan berbagai seminar yang dimotori oleh Lembaga Persahabatan Indonesia Libya (LPIL) di Jakarta. Seminar yang menolak dengan tegas berbagai macam tindak kekerasan seperti terorisme, radikalisme dan segala tindakan ekstrim lainnya yang muncul akhir-akhir ini.

Di samping itu, segala bentuk propokasi yang dilakukan pihak barat terhadap Islam semisal pelarangan jilbab di Prancis, pelarangan mendirikan menara masjid di Swiss dan pembuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di Denmark dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Selanjutnya, forum pun membahas teknis pelaksanaan Muktamar Sufi sedunia dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbagai usulan dalam forum bermunculan. Sebagian menyarankan agar Muktamar Sufi dilaksanakan di Libya sebelum penyelenggaraan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun depan.

Di dalam rapat kedua ini, Said Aqil mengusulkan agar Muktamar Sufi sedunia diadakan di Indonesia saja. Di samping Indonesia dikenal sebagai negara muslim terbesar, Indonesia juga dinilai cukup strategis dalam melaksanakan amanah WIPL itu.

Said menambahkan, sudah saatnya kampus Kuliah Dakwah Islamiyah cabang Tripoli dibuka di Indonesia untuk memfasilitasi umat Islam Asia. Universitas Islam bertaraf Internasional juga dianggap penting diwujudkan di tengah-tengah ibukota, Jakarta.

“Sebagai ormas Islam, pihak PBNU akan siap bekerja sama dengan WIPL untuk menindaklanjutinya," katanya optimis.

Mengakhiri usulannya, Said mengucapkan terima kasih kepada Sang Revolusioner, Muamar Khadafi atas kepercayaannya melantik beliau sebagai Wakil sekjen menggantikan Din Syamsudin di organisasi yang didirikannya itu.

Dari berbagai macam usulan, akhirnya forum memutuskan, pelaksanaan Muktamar Sufi akan dibicarakan lagi pada pertemuan selanjutnya, pertengahan Desember nanti. Demikian kontributor NU Online Faisal Hakim. (nam)