Warta KUNJUNGAN PBNU KE LIBYA

Said Aqil: Islam Agama Peradaban

Sel, 12 Oktober 2010 | 04:03 WIB

Tripoli, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj memenuhi undangan untuk mengisi seminar yang diselenggarakan Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI), bertempat di auditorium kampus International Islamic Call College ( IICC ), Tripoli Libya, Sabtu (9/10). Seminar mengangkat tema yang masih hangat di tanah air “Menyoal kerukunan umat beragama di Indonesia “.

Kontributor NU Online Faisal hakim dari Tripoli melaporkan seminar yang dimulai pada pukul 18.00 itu diikuti beramai-ramai oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di kampus tersebut, baik dari strata satu maupun dua. Disamping karena nara sumber merupakan orang nomer wahid di PBNU juga dikarenakan tema yang diangkat merupakan salah satu isu yang masih hangat di Nusantara.<>

Dengan gayanya yang khas Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siradj menjelaskan sejarah kokohnya kerukunan umat beragama di Indonesia, terutama dipelopori oleh Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga memaparkan teladan yang ditonjolkan para wali songo sebagai soko guru sekaligus panutan para ulama NU dalam berdakwah.

Menurutnya, sikap toleransi seperti yang dicontohkan wali songo merupakan cermin yang baik bagi kerukunan umat Islam di Indonesia. Dengan toleransi yang diwarnai dengan akhlakul karimah akan mampu menciptakan stabilitas keamanan dalam bermasyarakat.

Kang Said menambahkan, Islam bukanlah agama yang mengurusi bidang akidah dan  syariat saja. Lebih dari itu, Islam adalah agama peradaban. Mengajarkan umatnya agar giat menekuni bidang lainnya.

Namun, dalam tataran praktisnya hal itu sepertinya masih kurang dalam kehidupan umat Islam Indonesia. Menurutnya, telah lama kalangan masyarakat Islam Indonesia mengalami ketimpangan dalam menempa keilmuan dan teknologi.

Kalangan pesantren misalnya kurang memahami dalam hal studi modren seperti teknologi. Demikian sebaliknya, kalangan intelektual belum memahami agama Islam dengan baik dan benar.  “Inilah yang perlu kita pikirkan bersama-sama untuk mencari solusinya," terangnya.

Kang Said beserta rombongan tiba di kota Tripoli Sabtu kemarin (09/10 ) untuk menghadiri acara rapat triwulanan Dewan Tanfidziyah World Islamic Call Council (WICC), ormas terbesar Libya khusus menangani masalah dunia Islam.

Pertemuan Dewan Tanfidziyah WICC tersebut diselenggarakan mulai tanggal 11-12 oktober. Program kerja WICC untuk satu tahun ke depan akan dibahas dalam pertemuan ini. Disamping itu, penentuan pelaksanaan konferensi tokoh-tokoh ulama tasawuf sedunia untuk yang kedua kalinya juga diangkat dalam acara tersebut. (nam)