Santri Sampang Gelar Kirab Kebangsaan Gus Dur
NU Online · Senin, 8 Februari 2010 | 02:24 WIB
Sekitar 300 santri dan pelajar dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Ahad malam, menggelar kirab kebangsaan untuk mengenang 40 hari wafatnya mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kirab kebangsaan yang digelar oleh Barisan Muda Nahdiyin Sampang itu dimulai dari monumen Kota Sampang di Jalan Trunojoyo menuju Pendopo Pemkab di Jalan Wijaya Kusuma.<>
Dalam kirab kebangsaan yang dimulai sekitar pukul 19.20 WIB itu, para santri membawa obor dan berpakaian serba putih.
Menurut Koordinator Kirab Kebangsaan, Faisal, pawai obor pada kirab kebangsaan memperingati 40 hari wafatnya mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid ini sebagai perlambang bahwa Gus Dur selama ini merupakan penerang hidup bangsa ini dengan pemikiran dan keilmuannya.
"Pakaian serba putih melambangkan kesucian dan identitas umat Islam," katanya.
Kirab itu diramaikan dengan gema takbir dan teriakan "Hidup Gus Dur" mengawali kirab kebangsaan yang digelar para santri dan pelajar Nahdlatul Ulama di kota bahari itu.
Sebelum rombongan kirab berangkat, koordinator aksi Faizal terlebih dahulu menyampaikan sepak terjang Gus Dur dan pemikirannya, terutama yang berkaitan dengan toleransi dan pentingnya hidup rukun sesama umat beragama.
Disepanjang jalan para peserta kirab membacakan "salawat burdah", karangan almarhum Gusdur yang kini menjadi bacaan populer di kalangan warga NU.
Pawai obor ratusan santri Sampang ini menjadi perhatian warga di sepanjang jalan yang dilalui. Warga yang menonton kirab kebangsaan ini juga ikut berteriak "hidup Gus Dur."
Sementara itu puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Madura, Jawa Timur juga menggelar doa bersama memperingati 40 hari wafatnya mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad malam.
Doa bersama yang dilakukan aktivis PMII tersebut dilaksanakan di areal Taman Makam Pahlawan Sumenep, Jalan Pahlawan.
"Kami tidak mungkin melupakan Gus Dur. Doa bersama pada Minggu (7/2) malam ini adalah salah satu cara kami untuk mengenang beliau," kata Ketua PMII Sumenep, Adi Purnomo.
Ia juga meminta pemerintah secepatnya memberikan gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur.
"Jasa beliau pada rakyat dan negara Indonesia sangat besar, terutama dalam membangun tatanan kehidupan berdemokrasi. Semua elemen masyarakat di Indonesia juga sepakat Gus Dur mendapat gelar sebagai pahlawan nasional," katanya.
Dalam aksi memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur, aktivis PMII juga menyalakan ratusan lilin yang bertuliskan: "40 Hari Gus Dur, Pahlawan Nasional".
"Ini bentuk dukungan kami supaya Gus Dur segera diberi gelar sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah," katanya. (ant/mad)
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
5
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
6
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
Terkini
Lihat Semua