Brebes, NU Online
Kemampuan melakukan kegiatan menulis bagi seorang sarjana mutlak diperlukan, agar disiplin ilmu yang dimiliki akan lebih tertularkan dengan baik dan mencapai kemajuan keilmuannya. Sehingga bila seorang sarjana tanpa melakukan kegiatan menulis sama halnya tidak memiliki makna yang berarti dalam kehidupannya.
Termasuk melakukan kegiatan penelitian, riset, harus senantiasa dilakukan oleh Sarjana. Entah itu penelitian kualitatif maupun kuantitatif. “Ada banyak hal yang bisa diteliti, demi kemaslahatan umat,” terang Prof Dr Jamali Sahrodi MA dari IAIN Syeh Nurjati Cirebon Jawa Barat saat menyampaikan materi Workshop Jurnalistik Berbasis Riset yang digelar Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Brebes, di Gedung NU Jalan Yos Sudarso 36, Sabtu (23/7).
<>
Menurutnya, sejauh ini lulusan sarjana masih sangat lemah dalam penulisan akibat lemahnya daya dorong dari pribadi sarjana itu sendiri. Sehingga perlu dilakukan motivasi dan terobosan yang jitu untuk membangkitkan gairah menulis para sarjana. Termasuk, pemerintah perlu menyediakan pendanaan untuk memotivasi kegiatan penelitian.
Menyinggung soal jurnalis, dia berpesan agar para jurnalis juga melakukan kegiatan riset dalam menuangkan pemberitaannya. Sehingga didapatkan data yang valid dan akurat demi menghasilkan pemberitaan yang lengkap dan tidak berbau fitnah. “Bila jurnalis tidak melakukan riset, hanya dengan mengandalkan data dari kabar burung, maka menimbulkan fitnah,” terangnya.
Hal senada disampaikan Wartawan NU Online Wasdiun SIKom yang berpendapat bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Begitu banyak kiai yang menciptakan kitab-kitab salaf yang kemudian dimanfaatkan hingga saat ini. Begitupun namanya akan abadi atas hasil karyanya yang diciptakan. “Berbeda dengan orang pandai yang tidak menulis, ilmunya hanya dinikmati oleh generasinya pada saat dia masih hidup,” ujarnya.
Wasdiun memberi kiat agar anggota ISNU untuk senantiasa menulis sampai berdarah-darah. Menulis dengan keprihatinan dan niatan ibadah di sepertiga malam. “Laku moral, akan tercemin dari penulisan. Bila tulisannya baik akan berimbas pada perilaku dan tatanan kehidupan penulisnya,” ungkap Wasdiun yang juga ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Kab Brebes itu.
ISNU, lanjutnya, yang beranggotakan intelektual muda NU akan menghasilkan karya-karya cemerlang bila mau melakukan riset dan mempublikasinya ke media massa. “Jangan sampai karya-karya ISNU cuma jadi koleksi perpustakaan pribadi yang dibangga-banggakan kepada anak istrinya saja,” kata Wasdiun seraya berkelakar.
Dan yang lebih penting, kata Wasdiun, tidak menutup kemungkinan lewat tulisan ISNU bisa menjadi agen perubahan dan pembaharuan sosial.
Ikut memberikan materi dosen IAIN Syeh Nurjati Mustopa MAg, dengan moderator Ketua PC ISNU Brebes Edy Setiawan MAg LC.
Ketua Panitia Penyelenggara Abdul Wahib Isma SAg melaporkan, kegiatan diikuti oleh ratusan pengurus dan anggota ISNU se Kab Brebes. Dengan whorsop tersebut, diharapkan anggota ISNU bisa lebih kreatif dan efektif menghasilkan banyak tulisan di tengah kesibukan aktivitas lainnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
6
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua