Warta

Subsidi Sebaiknya Langsung ke Rakyat Miskin

Rab, 7 Mei 2008 | 07:19 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Ir Subyakto Tjakrawerdaya mengusulkan agar subsidi yang diberikan kepada rakyat miskin sebaiknya diberikan secara langsung dalam bentuk layanan kesehatan, pendidikan dan pangan yang murah.

“Kalau subsidi minyak tak sepenuhnya kena sasaran karena yang kaya ikut menikmati hak orang miskin ini,” katanya ketika dihubungi NU Online, Rabu (7/5).<>

Dari pendekatan fiskal, kenaikan harga BBM yang akan dilakukan oleh pemerintah wajar mengingat beban subsidi yang ditanggung oleh APBN akan semakin besar. Pada hari Selasa (6/5), harga minyak dunia telah menembus level 122 dolar Amerika per barelnya dan diperkirakan akan terus naik, bahkan bisa mencapai 200 dolar per barel.

“Kenaikannya BBM harus selektif dan bertahap, kemudian subsidinya dialihkan untuk kebutuhan pokok masyarakat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), raskin, dan lainnya,” ujarnya.

Untuk mengatasi gejolak harga energi dan pangan dunia yang saat ini terus melambung, Mantan Menkop ini meminta pemerintah agar membuat desain kebijakan dalam jangka panjang, menengah dan pendek agar responnya tidak reaktif dalam menghadapi situasi eksternal.

“Pemerintah harus punya visi yang jelas mengenai energi dan pangan karena ini benteng terakhir ketahanan nasional dengan membuat grand disain, panjang, menengah dan pendek,” tandasnya.

Upaya lain yang bisa dilakukan dalam mengatasi tingginya harga minyak dunia adalah peningkatan produksi dalam negeri. Saat ini Indonesia sudah menjadi net importer dengan produksi dibawah 1 juta barel per hari. “Dis atu sisi kita melakukan penghematan, dan di sisi lain meningkatkan produksi sehingga bisa surplus,” katanya.

Penghematan dari Pejabat

Mengenai himbuan oleh pemerintah agar semua golongan masyarakat melakukan penghematan, Subiakto menegaskan bahwa hal ini harus dimulai dari pejabat pemerintah dan para pemimpin. ”Yang kecil tak usah dihimbau dari dulu sudah berhemat,” tegasnya.

Kenaikan harga pangan dan BBM ini, jika tidak ditangani dengan baik menurutnya bisa menimbulkan instabilitas politik dan menjatuhkan pemerintahan. ”Pak Harto jatuh karena minyak juga kan?”(mkf)