Wawancara

Perkembangan Pemikiran NU Kontemporer (2)

Sel, 11 November 2003 | 13:02 WIB

Apakah karena terlalu cepatnya anak muda NU dalam berfikir dan bereksplorasi dengan gagasan baru atau karena kyai memakai pola piikir lama ?

Menurut saya pola pemikiran yang lama yang tidak bersinggungan secara langsung dengan realita yang sudah sangat plural bangsa kita yang seperti itu tidak bersentuhan secara langsung tapi mereka hanya mendengar yang berakibat suatu kebutuhan, lain hal nya orang seperti gus dur, dan sekarang pak hasyim.  Para Kyai akan berubah jika sudah tahu realita kehidupan kawan-kawan di luar negri, bagaimana keagamaan mereka, bagaimana mereka bagian dari minoritas di tengah lingkungan yang mayoritas hal tersebut menjadi tantangan bagi mereka yang merasakan.

<>

Kemana sebenarnya orientasi  pemikiran NU saat ini, kalau dulu mengarah pada pemberdayaan masyarkat civil dan demokrasi ? apakah sekarang banyak melakukan pemikiran politik atau yang lain ?

Sekarang mestinya, harus tetap. Penguatan orientasi masyarakat sipil harus tetap baik secara berpolitik basis pesantren itu harus di perkuat katakanlah sebagai embrio empowering civil society, yang di butuhkan saat ini dipesantren adalah kebutuhan real contoh pesantren tidak kesulitan dalam mencari guru matematika tidak lagi mengalami kesulitan, guru bahasa inggris bukan tidah mau tetapi susah jika ada tentu bayarannya mahal. Hal seperti itu dikalangan pemikir NU yang harus di dorong/diadvokasi pesantren perlu juga memasukan wacana seperti itu hanya ini masih dalam tingkat wacana tetapi ini adalah kebutuhan real yang tidak bisa di tunda sebab oleh pemerintah dalam sistem undang-undang kurikulum pesantren yang baru itu pendidikan pesantren akan diakomodir, diakui oleh pemerintah tapi syaratnya yaitu harus ada bahasa inggris dan matematika yang lainnya terserah sistem pengajaran pesantren itu. 

Apakah ada kencenderungan kebablasan dalam pemikiran NU, sehingga resistensi ulama tua semakin keras ?

Tapi saya kira kebabalasan itu, misalnya tidak ada syariat di dalam al-qur’an. Itu kan pasti kyai-kyai kaget, padahal yg dimaksud hanya perlu klarifikasi,  syariat atau pemahaman yang dimaksud oleh para pemikir itu mestinya diklarifikasi dengan syariat. Seperti misalnya oh tidak ada pemikiran syariat yang tidak ada intervensi pemikiran manusia. Kalau itu dijelaskan itu mungkin para kyai bisa memahami, tapi kalau tidak dijelaskan dia langsung begini dan tidak ada tulisan yang utuh itu kyai-kyai akan kaget, kedua, misalnya bagaimana posisi nabi, memang secara intelektual itu tidak masalah, ada  perilaku nabi bukan dalam posisi sebagai rasul tapi posisi sebagai manusia biasa,  akhirnya karena sebagai manusia biasa tidak harus di ikuti, kaget juga karena kyai kyai itukan senangnya pakai sorban menurut keyakinan mereka sorban itu bagian dari agama, terus ada yang berpendapat seperti itu, mereka kaget. Sebetulnya  kalau di dialogkan pelan-pelan itu saya kira akan bisa di pahami  sayangnya kemarin itu tidak ada yang hadir kyai dari situbondo itu.

Apakah dialog tersebut susah antara kyai itu sekarang?

Mestinya tidak, karena salah pendekatan saja, tidak harus formal artinya NU itu tidak kritisi formal, misalnya muktamar pemikiran di lingkungan NU hal ini adalah formal. Jangan terlalu formal kita adakan diskusi dalam lingkungan pesantren. Pesantren yang mengadakan cara seperti itu mungkin lebih efektif dari pada pakai cara-cara  formal.

Apakah sekarang ini ada pemikiran konservatisme dalam  tubuh NU ?

Dua aliran ini sama-sama ada. Ada yang cenderung konservatif, roji’ atau muhafadzah lalu ada yang cenderung progresif itu di NU ada dua-duanya. Dan sekarang yang menang adalah progressif, yang menang itu kelompok Said Agil Siraj,  Mas’dar yang menjadi mainstream dan itu yang menguasai media. Yang fundamentalis juga ada Ahmad Zais Sartono itu asal nya anak PMII, Daud Rasyid kan NU dari mesir tapi mereka tidak dapat tempat dan otomatis kan mereka lari.

Tapi siklus ini apakah akan terus berganti/berputar ?

Saya kira tergantung nanti mana yg menang dalam tubuh NU

Sejarah masa lalu siklusnya konservatif siapa yang menang?

Tergantung biasanya dalam pusat kekuasaan. Jika pusat kekuasaan menang maka NU akan berubah yang lain tidak mendapat tempat, ini ada dalam tubuh NU sama-sama ada. Saya bisa sebut banyak,

Secara presentasi kira-kira berapa?

Yah kalau sekarang saya kira masih banyak yang fundamentalis hanya nggak muncul ke media. Yang muncul Fundamentalis yang lunak tidak seperti : Abu Bakar Ba’asyir artinya bagaimana mem