Wawancara PROFIL KANDIDAT

Said Aqil Siradj: Saatnya Kembali ke Pesantren

Jum, 5 Maret 2010 | 10:39 WIB

Nahdlatul Ulama beserta berbagai perangkatnya harus kembali kembali ke pondok pesantren. Perhatian NU yang selama ini terkuras ke dunia politik harus diarahkan kembali kepada basisnya di pesantren.

Demikian antara lain kutipan wawancara NU dengan Prof DR KH Said Aqil Siradj, salah seorang kandidat ketua umum PBNU. Berikut ini adalah wawancara singkat
NU Online dengan Kang Said, panggilan akrab Said Aqil Siradj, tentang pesantren dan beberapa agenda yang dicanangkannya jika terpilih sebagai ketua umum PBNU periode mendatang. Di bawah ini juga disertakan riwayat singkat Kang Said.
;

Kenapa Kang Said menekankan perlunya kembali ke pesantren?

Perlu ditegaskan di sini. Kembali ke pesantren bukan berarti para pengurus NU harus kembali mondok, tapi kembali kepada cara berfikir pesantren, cara hidup pesantren, cara pandang pesantren. Di pesantren ada hikmah, kebijaksanaan, kesederhanaan dan kemandirian.

Bagaimana keterkaitan antara NU dengan pesantren?

Berkat pesantren, NU dapat bertahan dan bahkan menjadi organisasi Muslim terbesar di dunia hingga saat ini. Kekuatan NU berada di pesantren. Tanpa pesantren, NU hanya akan tinggal nama.

Banyak yang mengatakan bahwa NU adalah pesantren besar?

Ya. NU ini berhasil menyebar sampai ke luar Jawa karena jaringan ulama-ulama pesantren.

Yang terpenting, ajaran-ajaran yang diterapkan di NU berasal dari pesantren. Pesantren sendiri melalui para ulama dan salafus salih telah berhasil mensinergikan antara agama dan budaya. Perlu ditekankan di sini bahwa agama tidak akan kuat jika tidak ditopang oleh budaya. Berbagai nilai dan ajaran agama telah ditanamkan dalam kebudayaan Nusantara ini, ya oleh pesantren. Dan berbagai ajaran pesantren ini dimalkan dan dikembangkan oleh NU, bahkan sampai ke tingkat internasional.

Apa yang perlu dilakukan NU ke depan dalam konteks kehidupan berbangsa?

Kelahiran NU merupakan bagian dari dinamika dan pertumbuhan bangsa, yakni sebagai wujud dari keinginan luhur para ulama dalam membangun peradaban besar. Para pendiri NU secara gigih dan penuh perjuangan mengelola pilar perbedaan sehingga bisa mewujudkan NKRI ini. NU sendiri lahir didorong oleh semangat kebangsaan yang tinggi.

Karena itu NU dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini pertama-tama perlu mengembalikan spirit agama sebagai ruh politik kebangsaan. Kedua, adalah pengokohan nilai NU dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga nilai-nilai dan tradisi NU muncul sebagai kekuatan alternatif manakala praktik-praktik politik konvensional telah dipandang merugikan bangsa.

Selanjutnya dalam perkembangan berbangsa sekarang ini NU perlu meningkatkan pemahaman agama di kalangan masyarakat. Program ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan yang mendalam agar memiliki pandangan hidup yang luas dan sikap yang toleran, sehingga terhindar dari fanatisme dan ekstrimisme. Dengan demikian, Islam akan berjalan sesuai dengan misinya sebagai pengemban perdamaian. Ini memerlukan pendidikan dan pemahaman keagamaan yang jujur dan benar.

Sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia yang berbasis Islam, apa yang perlu dilakukan oleh NU?

NU harus membangun kehidupan masyarakat yang egaliter dan menghargai kebhinnekaan bangsa ini. NU tidak akan menjadi tirani mayoritas dan NU akan selalu berusaha melindungi kelompok minoritas baik agama maupun suku agar tercipta kehidupan yang rukun, damai dan sejahtera di bumi nusantara.

Kalau terpilih menjadi ketua umum PBNU, apa hal-hal pokok yang akan anda laksanakan?

Pertama adalah penataan organisasi. Struktur organisasi dari pusat hingga ranting merupakan satu sistem yang bagian-bagiannya memiliki tugas dan fungsi masing-masing, antara satu dengan lainnya terikat dalam suatu pola hubungan yang interindependen. Sistem yang baik sangat tergantung pada berfungsinya seluruh sub sistem dalam suatu mekanisme interaksi yang simultan dan sistemik. Maka di sini perlu difokuskan pada penataan dan peningkatan fungsi kelembagaan, pengadaan sarana, prasarana dan penertiban administrasi serta persoalan kaderisasi.

Apa yang akan dilakukan terkait kaderisasi ini?

Saya sebenarnya rindu pada kepempimpinan NU pada era Gus Dur, dimana semua lembaga di NU selalu ada kegiatan pengkaderan. Pengkaderan di NU jauh lebih penting daripada urusan politik yang belakangan ini menjadi tujuan utama semua orang.

Ke depan, seluruh elemen kaderisasi NU harus dijalankan. Termasuk melaui PMII. Kaderisasi ini tetap harus berpijak pada akidah ahlussunnah wal jamaah yang merupakan dasar untuk berfikir dan beramal kita.

Apa lagi yang diagendakan?

Hal lain yang penting adalah menguatkan jaringan nasional dan internasional. Ini sudah kita lakukan. Peran internasional PBNU juga semakin baik, dan ini akan kita teruskan.

Lalu, agenda strategis NU adalah mendorong terwujudnya kemakmuran yang berkeadilan, mendorong negara untuk berperan signifikan dalam penguasaan dan penanganan cabang-cabang perekonomian yang menguasai hidup orang banyak, mendorong pemaksimalan BUMN, BUMD dan koperasi, peningkatan keswadayaan nasional dan pemanfaatan peluang dan kapasitas pelaku ekonomi nasional agar bangsa Indonesia menjadi “tuan” di negerinya sendiri.

Di kalangan intern NU perlu menggiatkan penggalangan dana. Program ini akan dilaksanakan melalui iuran rutin dari warga NU serta menggali dana dari pihak lain sebagai sarana untuk menjaga kemandirian hidup organisasi sekaligus penopang pemberdayaan ekonomi warga NU. (*)


Daftar Riwayat Hidup

A. Identifikasi

A.1 Pribadi

1. Nama lengkap: Said Aqil Siradj
2 .Tempat dan tanggal lahir: Cirebon, 03 Juli 1953
3. Hobby: Membaca, silaturrahmi dan ziarah

A.2 Keluarga
Nama Isteri: Nur Hayati Abdul Qodir
Nama Anak:
1. Muhammad Said Aqil
2. Nisrin Said Aqil
3. Rihab Said Aqil
4. Aqil Said Aqil

B. Riwayat Pendidikan

B.1 Pendidikan Formal
1. S1 Universitas King Abdul Aziz, Jurusan Ushuluddin dan Dakwah, tamat 1982
2. S2 Universitas Ummu al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, tamat 1987
3. S3 Universitas Ummu al-Qura, jurusan Aqidah/Filsafat Islam, tamat 1994

B.2 Pendidikan Non Formal

1. Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
2. Pesantren Hidayatul Mubtadi’en Lirboyo Kediri (1965-1970)
3. Pesantren Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta (1972-1975)

C. Pengalaman Organisasi

1. Sekertaris PMII Rayon Krapyak Jogjakarta (1972-1974)
2. Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah (1983-1987)
3. Wakil katib ‘aam PBNU (1994-1998)
4. Katib ‘aam PBNU (1998-1999)
5. Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (GANDI) (1998)
6. Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) (1998-sekarang)
7. Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI (1998-sekarang)
8. Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 (1998)
9. Ketua TGPF Kasus pembantaian dukun santet Banyuwangi (1998)
10. Penasehat PMKRI (1999-sekarang)
11. Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri (1999)
12. Anggota Kehormatan Matakin (1999-2002)
13. Rais syuriah PBNU (1999-2004)
14. Ketua PBNU (2004-sekarang)

D. Aktivitas Profesional

1. Tim ahli bahasa Indonesia di koran harian Al-Nadwah Mekkah (1991)
2. Dosen di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) (1995-1997)
3. Dosen pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1995-sekarang)
4. Wakil direktur Universitas Islam Malang (Unisma) (1997-1999)
5. Penasehat dosen MKDU di Universitas Surabaya (Ubaya) (1998-sekarang)
6. Wakil ketua konseptor tim lima perumus AD/ART PKB (1998)
7. Anggota Komnas HAM (1998-1999)
8. Dosen luar biasa Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri (1999- sekarang)
9. Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan dari NU (1999-2004)
10. Direktur pasca sarjana Unisma (1999-2003)
11. Penasehat Masyarakap Pariwisata Indonesia (MPI) (2001-sekarang)
12. Dosen pasca sarjana ST Maqdum Ibrahim Tuban (2003-sekarang)
13. Dosen pasca sarjana Universitas Nahdlatul Ulama UNU Solo (2003-sekarang)
14. Dosen pasca sarjana Unisma (2003-sekarang)

E. Forum Ilmiah


E.1 Pembicara Tingkat Nasional


1. Simposium nasional tentang Transpalansi Ginjal, Jakarta, 08 September 1995
2. Diskusi Panel ITB tentang Pola keterkaitan Pesantren, Perguruan Tinggi dan LSM dalam Pendidikan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Bandung, 13-14 April 1996
3. Seminar nasional tentang Rekonsiliasi Tasawuf dan Syari’at: Perspektif Sejarah, Bengkulu, 3-4 Desember 1996
4. Lokakarya nasional Dep. Transmigrasi tentang Transmigrasi Pesantren, Sukabumi, 16-17 Desember 1996
5. Seminar Nasional SDES, Cipayung, 1-2 April 1997
6. Temu tahunan jaringan penelitian IAIN se-Indonesia, Palembang, 16-19 Juni 1997
7. Seminar Hikmah Budhi-KMB dengan tema Buku Aksi Cinta, Jakarta, 11 Oktober 1997
8. Dialog nasional antar generasi, UGM, Yogjakarta, 25 November 1997
9. Simposium Dikbud RI tentang peringatan hari AIDS se-Dunia, Jakarta, 29 November 1997
10. Seminar Wanhankamnas tentang Strategi Pembangunan Nasional, Yogyakarta, 17-20 Desember 1997
11. Lokakarya dan seminar nasional tentang Reformasi Politik, Ekonomi, Hukum, Moral dan Budaya, Surabaya 25-27 Mei 1998
12. Sarasehan Paroki Santa Anna dengan tema Umat Beriman Mengaktualisasikan Keadilan, Kebenaran, Kasih dan Kebebasan, 7 Juni 1998
13. Seminar nasional dengan tema Umat Islam dalam Dinamika Politik Bangsa di Era Reformasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jogjakarta, 4 Juli 1998
14. Seminar Bamus antar Gereja dengan tema Wawasan Kebangsaan II dan III, Malang, 6-7 Agustus 1997, dan 4-6 Agustus 1998
15. Seminar sehari IAIN Jakarta dengan tema Keberadaan Agama Khonghucu di Indonesia, Jakarta, 20 Agustus 1998
16. Pelatihan pemuda Therevada di Vihara Dharma Mitra, Malang, 15-17 Agustus 1998
17. Konferensi kerja kerabat pelayanan oleh GKD, GKRI, YMPI, JRC Apostolos, KOS, YMBI, CLR, Bogor, 25-28 Januari 1999
18. Dialog nasional Forum Mahasiswa Syari’ah Se-Indonesia dengan tema Formasi Hukum dan Pluralisme Politik, Jakarta, 17 Februari 1999
19. Seminar setengah hari UKI, Atmajaya dengan tema Pemilu dan Masalah Integritas Bangsa, Jakarta, 4 Maret 1999
20. Seminar nasional Lemhanas dengan tema Pendidikan Tinggi dalam rangka Mewujudkan Masyarakat Madani, Jakarta April 1999
21. Pelatihan bagi pelatih HAM untuk kalangan rohaniawan yang diselenggarakan oleh Komnas HAM, Bogor, 26-30 Juli 1999
22. Temu Nasional Kebangsaan II, Semarang, 5 Agustus 1999
23. Seminar sehari Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya dengan tema Wali Songo, Islam di Indonesia dan Prospek Wisata Ziarah, Jakarta, 8 September 1999
24. Dialog kerukunan antar umat beragama dengan tema Menjalin Persaudaraan Sejati yang Terbuka, Jakarta, 27 Februari 2000
25. Sarasehan Lintas Iman dan Wawasan Kebangsaan, Denpasar, 25 Desember 2000
26. Seminar nasional LIPI dengan tema Mengkaji Kebijakan Kebudayaan Masa Orde Baru untuk Menyongsong Indonesia Baru, Jakarta, 23 Januari 2001
27. Seminar nasional Depdiknas dengan tema Reformasi Pendidikan Nasional , Jogjakarta 16-17 Maret 2001
28. Dialog interaktif Mabes Kepolisian Negara RI dengan tema Antisipasi Kepolisian Menghadapi Kemungkinan Tindak Anarkis Masyarakat, Jakarta, 25 April 2001
29. Seminar Sekolah Lanjutan Perwira Polri dengan tema Transformasi Kultural dalam Tubuh Polri Menuju Profesionalisme, Jakarta, 14 Juni 2001
30. Musabaqoh Al-Qur’an tingkat V Telkom dengan tema Implementasi Akhlaq Qur’ani, 23 April 2002
31. Halaqoh nasional Depag dalam rangka Musyawarah Kerja Ulama-Ulama Ahli Al-Qur’an, Jakarta, 28-30 April 2003
32. Seminar dengan tema Kerukunan Umat Beragama di Propinsi DKI Jakarta, Jakarta 3-4 September 2003
33. Simposium nasional Patria (Pemuda Theravada Indonesia) dengan tema Nasionalisme dan Profesionalisme Pers Indonesia, Jakarta, 25-27 Februari 2004
34. Muzakaroh dan Muhasabah Perwira Rohani Islam TNI, Jakarta, 24-27 Mei 2004
- Dan lain-lain

E.2 Pembicara Tingkat Internasional

1. Al-Taqrib baina al-madzahib, Al-islam Din al-Tasamuh, Teheran, Iran 1999
2. Al-Taqrib baina al-madzahib, Huquq al-insan fi al-Islam, Teheran, Iran 2000
3. Konferensi Internasional dengan tema Asian Gathering of Muslim Ulama and Christian Bishops, Manila, 18-21 Agustus 2003
4. Internasional Conference of Islamic Scholar dengan tema Daur al-Ma’ahid al-Islamiyah fi bina’I Hadhoroh al-Syu’bi Indonesiya, Jakarta, 23-25 Februari 2004
5. Internasional Conference of Islamic Scholar II dengan tema Al Mujatama’ al-Islami wa masuliyyatiha alhadhoriyyah, Jakarta, 19- 22 Juni 2006

F. Karya Ilmiah


1. Rasail al-Rusul fi al-‘Ahdi al-jadid wa Atsaruha fi al-Masihiyah (Pengaruh Surat-Surat para rasul dalam Bibel terhadap Perkembangan Agama Kristen), thesis dengan nilai memuaskan, (1987)
2. Allah wa Shillatuhu bi al-Kaun fi al-Tasawwuf al-Falsafi (Hubungan Antara Allah dan Alam Perspektif Tasawwuf Falsafi), desertasi dengan nilai Cum Laude (1994)
3. Ahlussunah wal jama’ah; Lintas Sejarah (1997)
4. Islam Kebangsaan; Fiqih Demokratik Kaum Santri1 (1999)
5. Kyai Menggugat (1999)
6. Ma’rifatullah; Pandangan Agama-Agama, Tradisi dan Filsafat (2003)
7. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam sebagai Inspirasi bukan Aspiras (2006)
- Aktif menulis dalam berbagai media cetak 1995-sekarang