Nasional

Bukan Muharram, Ternyata Peristiwa Hijrah Terjadi pada Bulan Shafar hingga Rabiul Awwal

Selasa, 1 Juli 2025 | 07:00 WIB

Bukan Muharram, Ternyata Peristiwa Hijrah Terjadi pada Bulan Shafar hingga Rabiul Awwal

Ilustrasi Hijrah. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Umat Islam telah memasuki tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1447 H sejak Jumat (27/6/2025) lalu berdasarkan pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU). Sejarahnya, kalender Hijriah yang didasarkan pada perputaran bulan ini dibentuk dari peristiwa Hijrahnya kaum Muslim dari Makkah ke Madinah.


Meskipun awal bulan Hijriah adalah Muharram, tetapi faktanya peristiwa Hijrah sendiri terjadi pada Rabiul Awwal, tepatnya pada tanggal 22 atau jika dikonversi pada penanggalan Masehi, bertepatan dengan 24 September 622 M.


Muhamad Abror menyampaikan bahwa pemilihan Muharram sebagai awal bulan Hijriah adalah karena pada saat itu, umat Islam baru pulang dari tanah suci selepas menunaikan ibadah haji.


"Alasan Muharram dijadikan bulan pertama dalam kalender Hijriah karena momen tersebut bertepatan dengan kepulangan jamaah haji dari Tanah Suci. Salah satu keutamaan umat Muslim yang baru saja menunaikan rukun Islam yang kelima ini adalah dibersihkan dari dosa," tulisnya sebagaimana dikutip dari artikel berjudul Peristiwa Hijrah Bukan Muharram, tapi Rabiul Awwal pada Selasa (1/7/2025).


Menurutnya, hal tersebut dipilih dengan harapan kondisi jamaah haji yang bersih dari dosa menjadi keberkahan tersendiri dalam mengawali tahun yang baru. Sebab, berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam An-Nasai, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah, bahwa orang berhaji seperti baru dilahirkan ibunya jika tidak berkata keji dan dosa.


Berbeda dengan Abror, Muchlison menyampaikan bahwa pemilihan Muharram sebagai awal bulan Hijriah karena waktu kebulatan tekad untuk berhijrah itu, meskipun dalam proses perjalanannya dimulai pada bulan Shafar. Hal ini berdasarkan keterangan Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (2018).


"Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzulhijjah. ​​​​​​Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad. Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya," tulis Muchlison sebagaimana dikutip NU Online dari artikel berjudul Alasan Muharram Jadi Bulan Pertama Hijriah, Bukan Rabiul Awwal.


Sebagaimana diketahui, kalender Hijriah dikenal sebagai sistem penanggalan Islam. Dia memiliki 12 bulan dan sekitar 354-355 hari dalam satu tahun. Kalender Hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya sehingga dalam setahun jumlah harinya lebih sedikit 11 hari dari pada penanggalan Masehi yang mengacu pada peredaran matahari (sekitar 365-366 hari).