Nasional

TNI Siapkan 500 Batalyon Pembangunan untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Nasional

Kamis, 21 Agustus 2025 | 11:00 WIB

TNI Siapkan 500 Batalyon Pembangunan untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Nasional

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/8/2025). (Foto: Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Bekasi, NU Online 

Pemerintah meluncurkan konsep baru pertahanan dengan menghadirkan Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) yang tidak hanya berfokus pada kekuatan tempur, tetapi juga pada ketahanan pangan dan kesehatan rakyat. 


Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan, prajurit TNI kini diproyeksikan memiliki peran ganda yaitu menjaga kedaulatan negara sekaligus mendukung program pembangunan nasional.


Menurut Menhan Sjafrie, batalyon teritorial ini dipersiapkan sebagai prototipe untuk 500 batalyon yang akan dibangun dalam lima tahun ke depan. Selain mahir bertempur, para prajurit juga dibekali kemampuan di sektor pertanian, kesehatan, dan konstruksi. 


"Intinya, ini batalyon infanteri, tapi di saat yang sama mereka juga bisa menjadi batalyon pertanian, medis, atau konstruksi sesuai kebutuhan," ujarnya di Bekasi, Rabu (20/8/2025).


Pemerintah menegaskan paradigma baru pertahanan nasional kekuatan militer bukan hanya soal persenjataan, tetapi juga kemampuan melindungi rakyat dari ancaman non-militer. Sinergi antara pertahanan, kesehatan, pertanian, dan keuangan diyakini dapat memperkuat daya tahan bangsa secara menyeluruh.


"Prajurit harus tetap siap bertempur, tapi di saat yang sama mampu mendukung kesehatan, pertanian, dan pembangunan. Itulah wujud nyata pertahanan rakyat semesta," ujarnya  melalui keterangan yang diterima NU Online.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa perang di masa depan tidak hanya soal senjata, tetapi juga melibatkan patogen. Kompi kesehatan dalam Yonif TP diproyeksikan menjadi garda depan menghadapi pandemi, bencana alam, hingga ancaman senjata biologis.


"Perang yang paling banyak makan korban itu perang dengan patogen. Kalau rakyat diobati oleh TNI, mereka akan mencintai TNI. Pertahanan rakyat semesta akan semakin kuat," tegas Menkes Budi.


Di sisi lain, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyoroti pentingnya dukungan TNI untuk menjaga ketahanan pangan. Presiden Prabowo telah mengarahkan pembatasan impor, namun sejumlah komoditas seperti mete dan tebu masih harus didatangkan dari luar negeri.


"TNI akan membantu pengawasan agar tidak ada penyalahgunaan bibit palsu. Kita juga kirimkan lima unit traktor untuk mendukung program ketahanan pangan di batalyon ini," ungkap Amran.


Ia menegaskan, kehadiran kompi pertanian menjadi “sabuk pengaman” bagi produksi pangan nasional.


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan dukungan penuh pendanaan bagi pembangunan batalyon teritorial. Rencananya, setiap tahun akan dibangun 100 batalyon, sehingga dalam lima tahun ke depan jumlahnya mencapai 500.


"Pemanfaatan lahan tidak produktif menjadi pusat latihan, pertanian, dan peternakan juga memberi nilai tambah bagi ekonomi lokal. Jika ada surplus produksi, pengelolaannya bisa menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun akuntabilitas harus tetap dijaga," kata Sri Mulyani.