Organisasi Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PPKB) tampaknya tak peduli dengan konflik di partai induknya. Mereka menggelar Festival Jajan Pasar Tradisional di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Kamis (10/4).
Acara makan jajan gratis itu dibuka Sekretaris Jenderal DPP PKB Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid bersama Plt Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB Ali Masukur Moesa, Ketua Umum PPKB Badriyah Fayumi.<>
Yenny berharap kegiatan seperti itu bisa membuka dan membangkitkan peluang kerja di tengah rakyat menghadapi kesulitan ekonomi dengan naiknya harga-harga sembako.
“Menjamurnya makanan produksi industri, belakangan ini hanya menguntungkan industri besar. Karena sudah waktunya kita bangkitan nasionalisme dan memberdayakan ekonomi rakyat,” ujar Yenny.
Menurut putri Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, pemerintah keliru membuka pasar bebas di Indonesia. Karena pasar bebas justru akan menjadikan Indonesia sebagai negara pengemis. Yenny berharap pemerintah tidak hanya sebatas slogan memberdayakan ekonomi rakyat, tapi juga memberikan perlindungan terhadap sektor-sektor ekonomi strategis rakyat.
Di tengah kosmopolitanisme, kata Ali Masykur, PKB harus membangkitkan nasionalisme melalui pemberontakan kultural “Festival Jajan Pasar Tradisional” ini untuk memperkuat ekonomi rakyat kecil.
“Apalagi, jajan tradisional ini sehat, higinis, halal sekaligus mengikuti kaidah fikih memelihara yang lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik,” tutur Anggota Komisi IX DPR RI itu.
Sementara, Badriyah berpendapat acara itu sebagai respon terhadap krisis pangan di tengah naiknya harga-harga sembako dengan kembali memberikan apresiasi terhadap makanan tradisional. “Jadi, selain sehat, murah dan sebagai wujud kepedulian kepada ekonomi dan pemberdayaan ekonomi rakyat serta membangkitkan nasionalisme,” tutur Badriyah.
Dalam festival jajan pasar tradisional tersebut PPKB juga mengundang puluhan anak-anak berusia Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai langkah agar anak-anak negeri ini mencintai makanan tradisional yang sehat tersebut.
”Anak-anak sekarang ini cenderung menyukai makanan instant, fastfood (makan cepat saji) yang banyak bahan pengawetnya. Itu, kan, tidak sehat sekaligus tidak menjadikan anak-anak kuat dan cerdas,” terang Badriyah. (nif/rif)