Warta

Petani Jombang Wujudkan Kemandirian Bersama NU

Selasa, 31 Maret 2009 | 10:38 WIB

Jombang, NU Online
Kemandirian petani dalam mengelola pertanian perlu diperkuat agar mereka tidak terus merugi. Mewujudkan kemandirian tersebut, petani perlu mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan dalam mengelola lahan. Sistem pertanian Berkelanjutan merupakan pilihan pengembangan pertanian yang paling memungkinkan ditengah perkembangan pertanian saat ini.

Demikian dinyatakan Suprapto, Ketua Pusat Ikatan Petani Pengendalian Hama Berkelanjutan Indonesia (IPPHTI), Menurutnya, saat ini kondisi pertanian kian memprihatinkan karena banyaknya tekanan yang dialami petani. Tekanan tersebut meliputi tekanan ekonomi, kebijakan, budaya, sosial serta tekanan pasar global<>.

Hal ini disampaikan Suprapto dalam diskusi dan pelatihan bertema "Membangun Sistem Pertanian Berkelanjutan Dalam Kerangka Menuju Kemandirian Petani", yang digelar Gapoktan Pojok Kulon, Kesamben, bekerjasama dengan LAKPESDAM-NU dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang, Minggu (29/3).

“Petani sekarang mengalami tekanan ekonomi, misalnya saja, bibit, pupuk dan pestisida petani harus beli, dan yang menentukan harga adalah penjual, tetapi giliran petani mau menjual hasil panen, siapa yang menentukan harga, pembelinya khan?” kata pria yang akrab disapa Pak TO ini.

Lebih lanjut, Pak TO, meningkatkan kemandirian petani dapat diwujudkan dengan mendirikan dan memperkuat lumbung pada kelompok tani. Keberadaan lumbung diyakini mampu mengurangi ketergantungan petani serta membantu petani mengatasi berbagai
tekanan dalam pertanian.

“Makanya lumbung itu penting, Kalau mau lepas dari tekanan ya petani harus kompak, dan keberadaan lumbung bisa terwujud kalau ada kekompakan,” tandas pengurus Joglo Tani, Sleman, Yogyakarta ini.

Selain berbicara tentang kemandirian petani, dalam diskusi yang dihadiri petani dari beberapa Kecamatan, pengurus Ranting dan MWC NU, serta Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Suprapto banyak mengulas tentang pentingnya sistem bertani yang memperhatikan keseimbangan alam.

Menurut Pak TO, pertanian akan lebih menjanjikan jika dikelola dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam yang ada di sekitar tanaman. “Sebenarnya hewan dan tumbuh-tumbuhan disekitar kita merupakan pupuk dan
obat bagi tanaman kita,” ungkapnya.

Sementara, usai melaksanakan diskusi dan syukuran menjelang panen, petani melakukan pelatihan analisa kualitas tanah serta praktek membuat pupuk dan pestisida organic di bawah bimbingan Suprapto. Hal ini dimaksudkan agar petani mampu menerapkan sistem pertanian organic secara mandiri. “Yang namanya bertani organic adalah bertani tanpa membeli, makanya meraka harus memiliki kemampuan memproduksi pupuk dan pestisida organic secara mandiri agar tidak dipermainkan oleh pasar,” terang M.
Subhan, Ketua LP2NU Jombang.

Sekretaris PCNU Jombang, Hamid Bisri, berharap upaya petani Jombang mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan mendapat respon positif dari Pemerintah. Selama ini kata Gus Mamik, pemerintah terkesan tidak peduli pada nasib dan kepentingan petani. “Pemerintah harus berpihak pada petani yang sebenar-benarnya berpihak,” katanya. (Ms)


Terkait