Balitbang Kemenag

Selamatkan Naskah Klasik, Kemenag Galakkan Program Digitalisasi

Jum, 18 November 2016 | 10:28 WIB

Selamatkan Naskah Klasik, Kemenag Galakkan Program Digitalisasi

ilustrasi: Puslitbang Lektur Kemenag

Jakarta, NU Online
Konservasi atau pemeliharaan terhadap naskah klasik keagamaan merupakan pekerjaan sangat penting, karena naskah klasik merupakan warisan budaya bangsa yang mengandung berbagai informasi sejarah, pemikiran, pengetahuan dan berbagai bentuk kearifan lokal sesuai daerahnya. Sebagai heritage, naskah klasik termasuk salah satu unsur dari benda cagar budaya yang mesti dilindungi. 

Dalam rangka konservasi dan revitalisasi, maka Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan (LKK) Kementerian Agama telah melakukan konservasi naskah klasik keagamaan dengan cara mendigitalisasi dan mengkaji isi teksnya. 

Sejak tahun 2008 hingga tahun 2015, Puslitbang LKK sudak melakukan program digitalisasi sejumlah 1776 naskah dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan cara melakukan pemotoan dengan format foto digital naskah-naskah klasik dengan format file RAW, minimum ketajaman 350 DPI dan kedalaman warna 24 bit, dengan menggunakan kamera digital jenis SLR, dan format pengambilan gambar per halaman. 

Pada tahun 2015, Pulitbang LKK meneruskan program ”Ekplorasi dan Konservasi Naskah Klasik Keagamaan” dengan target 160. Dari target tersebut yang berhasil digitalisasi mencapai 175 naskah yang terdapat di lima lokasi, yaitu Aceh 46 naskah, Sumbar 22 naskah, Kerinci 7 naskah, Garut 17 naskah, Cirebon 62 naskah, dan Wonosobo 38 naskah.

Dari informasi yang diperoleh oleh Pulitbang LKK bahaya yang mengintai lenyapnya naskah adalah kerawanan naskah yang hilang akibat dijual ke luar negeri terutama Malaysia dan Brunei yang sangat antusias dalam mengumpulkan dan membelinya di wilayah Indonesia ini. 

Bencana lain yang menimpa naskah klasik keagamaan adalah kerusakannya yang disebabkan oleh alam seperti cuaca dan bencana alam, atau karena penanganan yang kurang tepat. 

Kajian isi naskah dilakukan oleh Puslitbang LKK sejak tahun 2012 dengan nama kegiatan Analisa Teks dan Konteks. Teks yang dipilih adalah yang digunakan masyarakat sehari-hari, sehingga dapat mempermudah masyarakat memahami dan membacanya apa yang telah ditulis oleh nenek moyangnya pada masa lampau. 

Litbang Lektur memberikan rekomendasi agar naskah yang sudah menjadi manuskrip dimuat di dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas sebagai pengenalan terhadap warisan bangsa dan membuat mereka mencintai warisan budaya mereka. (Mukafi Niam)