Akibat Banjir, Warga di Kudus Keluhkan Minimnya Air Bersih
NU Online · Jumat, 6 Januari 2023 | 23:00 WIB

Warga di Kudus sedang menerjang genangan banjir di sebuah di desa di daerah itu, Jumat (6/1/2023). (Foto: NU Online/Afina)
Afina Izzati
Kontributor
Kudus, NU Online
Hingga hari ini, sejumlah desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih tergenang banjir sejak sebelum pergantian tahun. Beberapa warga mengeluhkan keberadaan air bersih yang sangat terbatas sehingga mereka kesulitan untuk minum, mandi, bahkan mencuci.
Maulana, salah seorang warga Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, menuturkan bahwa keberadaan air bersih sangat minim. Oleh karena itu, sebagian warga ada yang menumpang mandi dan mencuci di masjid yang jaraknya cukup jauh.
“Air bersih sangat kita butuhkan karena banjir di sini semakin tinggi. Kemarin malam sempat diguyur hujan cukup lebat di daerah sini. Sebagian dari kami ada yang mengungsi di balai desa. Karena tidak semuanya tertampung di sana, maka Sebagian diungsikan ke Pesantren Darussalam yang berada di belakang balai desa,” tuturnya kepada NU Online, Jumat (6/1/2023).
Selain itu, lanjut dia, kebutuhan obat-obatan dan selimut juga dibutuhkan oleh para korban banjir. Namun demikian, bantuan sembako terus berdatangan di depan Balai Desa Karangrowo. Posko dapur umum juga telah disediakan oleh para donatur.
Hal yang sama dituturkan oleh Nailul, salah seorang warga desa Setrokalangan, Kaliwungu, Kudus, yang terdampak banjir selama sepekan. Menurut dia, kebutuhan air bersih untuk minum saat ini sangat mendesak.
“Meskipun ada bantuan air galon untuk desa kami, tapi untuk mengambilnya cukup jauh karena harus berjalan kaki menerjang banjir. Selain itu, warga yang berada di pedalaman kampung banyak tidak mengetahui jika bantuan air datang. Jika membeli, harus menempuh 1 km dengan berjalan kaki,” tuturnya saat dihubungi NU Online, Jumat sore.
Ia menambahkan, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan oleh warga desanya adalah obat kulit karena banyak warga mengeluh gatal-gatal. Kemudian diapers untuk anak-anak dan kebutuhan sarapan pagi juga dibutuhkan oleh warga terdampak banjir.
“Meskipun ada pembagian nasi dari dapur umum, namun hanya diberikan ketika siang dan juga malam hari. Sehingga untuk sarapan kita harus mengusahakan sendiri,” ujarnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
PMII Jakarta Timur Tuntut Keadilan Usai Kadernya Tertembak Peluru Karet hingga Tembus Dada
2
Demo Agustus 2025: Alarm Keras Suara Rakyat
3
PBNU Bersama 15 Ormas Islam Serukan Masyarakat Tenang dan Menahan Diri di Tengah Memanasnya Situasi
4
Instruksi Kapolri soal Tembak di Tempat Dinilai Berbahaya, Negara Harus Lakukan Evaluasi
5
Massa Aksi Jarah Markas Gegana dan Bakar Halte Senen yang Tak Jauh dari Mako Brimob Kwitang
6
Tim NU Peduli Kunjungi Keluarga Affan Kurniawan, Berikan Santunan 100 Juta Rupiah
Terkini
Lihat Semua