Daerah SUMPAH PEMUDA

Aktivis NU Talkshow Bareng Pemuda Tionghoa

Sel, 28 Oktober 2014 | 22:03 WIB

Jombang, NU Online
Memperingati sumpah pemuda ke-86, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Tionghoa Indonesia (INTI) cabang Jombang mengadakan kegiatan bersama, Senin (17/10) malam kemarin.
<>
Kegiatan mereka dikemas dengan talkshow Refleksi Sumpah Pemuda di halaman radio Suara Warga Jombang (SWJ).

Acara yang dimulai pukul 20.00 ini menghadirkan pembicara dari INTI Jawa Timur William Rahardja, Hasbiyallah Darajat Ketua Lakpesdam NU Jombang, Mu’anam dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Zulfikar Dawam Ikhwanto ketua GP Ansor Jombang, Agus Ahmad dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama’ (ISNU), Ahmad Husein dari ICHDERE, dan Ahmad Zani perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jombang.

Menurut Ketua Lakpesdam NU Jombang, semangat menjaga keutuhan NKRI harus menjadi nilai persatuan pemuda di seluruh nusantara. Ia juga menegaskan harus ada dukungan dari pemerintah terhadap upaya pemuda dalam berkreasi dan mengembangkan diri.
“Harus ada sinergitas antara birokrasi dengan pemuda yang sudah mempunyai kompetensi,” ungkap aktivis muda NU Jombang ini.

Dalam kesempatan tersebut semua narasumber juga bersepakat bahwa pemuda harus mengambil peran dalam pembangunan bangsa. “Bagaimanapun juga pemuda harus terlibat dalam setiap pembangunan, bahkan dari wilayah terkecil seperti di desa,” papar Ahmad Zani salah satu nara sumber perwakilan KNPI Jombang.

Hal senada juga ditegaskan Gus Athok panggilan ketua GP Ansor Jombang. Menurutnya keberadaan pemuda yang mempunyai kapasitas harus diberi ruang aktualisasi dan dilibatkan dalam segala aspek pembangunan.

“Setiap pemuda mempunyai kompetensi yang berbeda, kalau seperti aktivis mahasiswa boleh dimintai pendapat dalam menyusun program kepemudaan oleh pemerintah,” kata pimpinan Ansor ini.

William Rahardja dari INTI Jatim juga menguatkan bahwa pengabdian pemuda terhadap bangsa perlu didukung generasi tua atau pihak terkait. William mencontohkan semangat  KH Hasyim Asy’ari menggerakkkan pemuda Surabaya dibawah komando Bung Tomo untuk berperang demi mempertahankan NKRI. “Arek-arek Surabaya berperang karena mendapat restu dari kiai Hasyim Asy’ari,” ungkapnya.

Sementara ketua PMII Jombang Mahmudi sebagai salah satu penyelenggara kegiatan mengaku senang dan bangga terhadap pemuda dan undangan yang hadir dalam diskusi kali ini.
“Kami melihat ini merupakan indikasi positif bahwa pemuda di Jombang masih antusias mempelajari sejarah gerakan pemuda,” katanya saat ditemui NU Online.

Lebih lanjut ia berharap dengan adanya kegiatan yang diikuti puluhan pemuda dari mahasiswa, pelajar, NGO dan tokoh lintas agama ini akan memacu semangat dan tindakan pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. “Jelas tidak cukup melalui diskusi dan pengayaan pengetahuan saja, pemuda memang harus berkarya untuk negeri ini,” lanjut Mody. (Romza/Abdullah Alawi)