Daerah

Almarhum Kiai Habib, Pemilik Sanad Shahih Bukhari Urutan Ke-22 dari Mbah Hasyim

Ahad, 27 September 2020 | 11:30 WIB

Almarhum Kiai Habib, Pemilik Sanad Shahih Bukhari Urutan Ke-22 dari Mbah Hasyim

Qari kitab Shahih Bukhari dan Muslim Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Habib Ahmad. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Wafatnya qari (pembaca) kitab Shahih Bukhari dan Muslim Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Habib Ahmad meninggalkan kenangan mendalam bagi keluarga.
 
Salah satu putra Kiai Habib, Gus Amrullah menjelaskan ayahnya wafat setelah sebelumnya diagnosa diabet sama infeksi paru-paru. Selain itu, faktor usia juga mempengaruhi kesehatan Kiai Habib.
 
"Usia abah ketika wafat sekitar 73-74 tahun," katanya kepada NU Online, Ahad (27/9).
 
Ia menambahkan, Kiai Habib Ahmad dalam urutan sanad Shahih Bukhari menduduki urutan ke-22. Bersambung dari Kiai Idris Kamali lalu ke Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim).
 
Saat Ramadhan, setiap santri yang ingin mendapatkan sanad tersebut harus mengikuti kajian Shohih Bukhori yang dibaca per kalimat di serambi masjid Pesantren Tebuireng.
 
"Ajaran beliau yang ditekankan sama anak-anaknya selain pentingnya pendidikan, yang masih membekas yaitu 'jadi apa saja, siapa saja tapi jangan lupa manusiamu hilang'," imbuhnya.
Keterangan sanad Shahih Bukhari almarhum KH Habib Ahmad terlampir di sebuah lembaran yang dikeluarkan oleh Majelis Ilmi Pondok Pesantren Putra Tebuireng, Kabupaten Jombang.
 
Kiai Habib, kata Gus Amrullah, sangat mencintai hadits. Bahkan pesantren yang diasuhnya diberi nama salah satu tokoh besar Hadits, Abu Hurairoh.
 
Pesantren ini terletak sekitar 15 km dari pusat Kota Jombang. Tepatnya berada di Dusun Juwet, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Jombang.
 
Pesantren ini sekaligus menjadi panti asuhan anak yatim yang berdiri sejak tahun 2000 dengan jumlah santri pertama sekitar 30-sampai 35 anak. Kiai Habib memiliki perhatian khusus pada anak yatim dan piatu. Alasannya karena mengamalkan perintah Al-Qur'an dan Hadits.
 
Menurut cerita Gus Amrullah, ayahnya dari dulu tidak membeda-bedakan antara anak yatim dengan anaknya sendiri. Apa yang keluarganya makan seperti itu pula yang anak panti asuhan makan. Bahkan terkadang anak yatim lebih enak.
 
"Abah itu tidak eman sama anak yatim. Meskipun mereka kadang tidak sesuai dengan harapan. Sekedar cerita, ibu pernah menjual perhiasan, gadaikan BBKP motor untuk biaya salah satu anak panti yang sakit tifus," beber pria yang biasa disapa Gus Am ini.
 
Kiai Habib merupakan pengikut Thariqoh Qadriyah Wa Naqsabandiya. Kiai Habib bai'at dengan Kiai Romli Rejoso dan Kiai Adlan Ali Cukir.
 
"Keseharian selain bangun malam, abah sering baca-baca salawat, istghfar dan Al-Qur'an," tandas Gus Am.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin