Daerah

Ansor dan Banser Diingatkan Gerakan Radikal serta Tersebarnya Hoaks 

Ahad, 16 Februari 2020 | 09:30 WIB

Ansor dan Banser Diingatkan Gerakan Radikal serta Tersebarnya Hoaks 

Peserta Diklatsar PAC GP Ansor Maduran, Lamongan, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Ilham)

Lamongan, NU Online 
Sejumlah kader Ansor maupun Barisan Ansor Serbaguna atau Banser diingatkan dua tantangan yang dihadapi saat ini yaitu tersebarnya kabar bohong (hoaks) dan radikalisme. Dengan demikian, hendaknya seluruh kader memahami hal tersebut untuk kebaikan bersama.
 
Peringatan ini disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lamongan, Jawa Timur, Muhammad Masyhur. Penegasan disampaikannya pada Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Maduran di Pondok Pesantren Roudlotut Ta'lim Assalam Ngayung sejak Jumat hingga Ahad (14-15/2). 
 
Bahwa Ansor maupun Banser diingatkan untuk menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan menangkal hoaks dan radikalisme.
 
“Apalagi pada akhir akhir ini kita sering disuguhi oleh dua nama itu yakni hoaks dan radikalisme,” katanya, Ahad (16/2). 
 
Karena itu dirinya berharap kalau dapat informasi, hendaknya tabayun dulu dengan mencari informasi yang benar.
 
“Kalau biasanya kita dapat informasi lewat whatsapp, maka kita tanya yang nge-share sampai ketemu siapa yang menyebarkan. Apakah itu informasi hoaks atau benar,” katanya. 
 
Sedangkan untuk radikalisme perlu hati-hati karena saat ini tumbuh subur di Indonesia.
 
“Bahkan kita tidak sadar kalau mungkin mereka tersebar di antara kita,” jelasnya.
 
Komunikasi dan koordinasi sangat diperlukan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh paham radikal sehingga tidak sampai masuk ke lingkungan masyarakat, lanjutnya. 
 
Pada akhir sambutan, Masyhur menyampaikan kepada seluruh peserta Diklatsar dan instruktur untuk menata niat melestarikan dan menjaga ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah serta NKRI.
 
Muhammad Masyhur juga mengingatkan agar keberadaan Ansor dan Banser di Lamongan dapat disebar hingga tingkat desa. Dengan demikian secara kuantitas keberadaannya tersebar hingga kalangan masyarakat terendah.
 
“Bahwa sesuai dengan instruksi dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur agar membentuk Banser satu desa satu pleton yaitu 30 Banser untuk menggalakan Diklatsar,” pungkasnya.
 
 
Pewarta: M Ilham
Editor: Ibnu Nawawi