Daerah

Ansor Sijunjung Harus Perangi Hoaks  

Sen, 21 Oktober 2019 | 16:30 WIB

Ansor Sijunjung Harus Perangi Hoaks  

Peserta DTD Ansor Sijunjung, Sumbar (Foto: NU Online/Armaidi Tanjung)

Sijunjung, NU Online
Kader Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat harus perangi hoaks yang menyesatkan umat. Penyebaran hoaks di media sosial terbukti mampu merusak tatanan kehidupan dan persatuan berbangsa dan bernegara. 
 
"Munculnya kerusuhan, konflik antar kelompok, dan ujaran kebencian akibat hoaks terus terjadi yang mengakibatkan kerugian berbagai pihak," ujar Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat (Sumbar) Rahmat Tuanku Sulaiman.
 
Hal itu diungkapkan ketika membuka Pendidikan dan Latihan (Diklat) Terpadu Dasar (DTD) angkatan ke IV PC GP Ansor Kabupaten Sijunjung di Jorong Suko Rejo Nagari Kunpar Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, Sabtu (19/10).
 
Selain DTD, juga dilaksanakan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) Angkatan III yang diselenggarakan PW GP Ansor Sumatera Barat.
 
Menurut Rahmat, penyebaran informasi hoaks oleh pihak tertentu yang ingin membenturkan satu pihak dengan pihak lain sudah sangat mengkhawatirkan. Dengan membangun narasi melalui media sosial, termasuk youtobe yang bisa diakses semua orang. Melalui dunia maya, media sosial, setiap orang bebas menyampaikan informasi dan narasi. 
 
"Sehingga setiap orang bebas saja membuat narasi dan informasi, sekalipun narasi dan informasi tersebut tidaklah benar. Bahkan pihak tertentu memang sengaja menyebarkan informasi dan narasi untuk memancing sentimen  pihak tertentu," kata Rahmat.
 
"Melalui Diklat DTD dan Susbalan, kader Ansor Sijunjung harus mampu berperan aktif dalam media sosial. Berperan aktif membuat konten-konten yang toleran dan tidak boleh menyebarkan ujaran kebencian terhadap pihak tertentu," tutur Rahmat.
 
Rahmat mengakui, kader Ansor masih lemah dalam penguasaan media sosial. Sedangkan pihak yang selalu anti dengan Ansor, NU, dan ingin merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), selalu menyebarkan narasi yang menyudutkan tokoh-tokoh NU dan Ansor. Narasi yang dibangun di berbagai media sosial yang menyudutkan dan melecehkan tokoh NU dan Banser bertujuan untuk membunuh karakternya di mata umat.
 
"Untuk itu, setelah mengikuti Diklat DTD ini, kader Ansor Sijunjung harus mulai berperan aktif membangun narasi-narasi positif dan menyejukkan. Jangan lagi menyebarkan konten dan narasi yang tidak jelas akunnya, siapa pembuatnya, dan kepentingannya apa," tegasnya. 
 
Sudah saatnya kader Ansor menyebarkan narasi dan konten yang dibuat sendiri dari kalangan ulama NU sendiri, ulama kampung yang ada di sekitarnya," imbuh Rahmat kandidat doctor Universitas Bengkulu ini.
 
Menurut Rahmat, kader Ansor lebih baik menyebarkan informasi dan narasi yang bersumber dari dirinya sendiri dan ulama yang terdekat darinya. Ketimbang menyebarkan narasi dan informasi ulama yang tidak jelas garis perjuangannya terhadap NU.
 
Kepada peserta Susbalan, Rahmat menekankan pentingnya penguasaan pendidikan di level perwira, berpikir strategi, memiliki manajerial yang kuat dalam gerakan Ansor ke depan, dan peningkatan pemahaman ideologi Ahlussunnah waljamaah an-nahdliyah. 
 
"Alumni Susbalan harus mampu menjadi pemimpin di lingkungannya. Terutama dalam menghadapi gerakan yang selalu merongrong keutuhan NKRI," tutur Rahmat menambahkan.
 
Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Abdul Muiz