Daerah

GP Ansor Pamekasan Dirikan Café Vitalitas

Ahad, 20 Oktober 2019 | 08:30 WIB

GP Ansor Pamekasan Dirikan Café Vitalitas

Pengurus GP Ansor Pamekasan Tabri S Munir (pegang mik) saat menjadi pemateri talkshow hari santri nasional. (Foto: NU Online/Anam)

Pamekasan, NU Online

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur tampaknya sadar dengan peluang bisnis di daerahnya. Maraknya café dipandang belum memenuhi kebutuhan Nahdliyin, utamanya dalam hal penguatan vitalitas yang berkaitan dengan seks sehat.

 

Hal tersebut diungkapkan oleh Pengurus GP Ansor Pamekasan, Tabri S Munir saat menjadi pemateri Talkshow Santri Bukan Basa-Basi di Café 9 PCNU Pamekasan, Sabtu (20/10). Talkshow ini digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Santri 2019.

 

“Talkshow yang diikuti calon pengusaha GP Ansor Pamekasan ini bagian dari gerakan nyata kita. Café 9 ini bisa kita ubah konsepnya Café Vitalitas,” tegas Tabri.

 

Media Officer Madura United FC tersebut menambahkan, kopi di Café 9 nanti bisa diubah menjadi kopi vitalitas lewat ramuan-ramuan khusus Madura. Kemudian disediakan juga jus pinang.

 

“Konsumennya otomatis para kiai atau ustaz-ustaz pesantren yang malu berbelanja minum jamu di pinggir jalan, minimal berjamu dan nyantainya di sini. Berkat adanya Café Vitalitas. Itu yang kemudian perlu dibikinkan tema-tema penting seperti tersebut,” papar Tabri.

 

Di samping itu, tambah Tabri, Café Vitalitas juga sangat membantu lelaki atau perempuan yang mengalami masalah seksual. Sembari santai dan menikmati suasana Café Vitalitas, mereka juga akan terbantu dalam membangkitkan hormon seksualitasnya.

 

“Tidak hanya berkaitan dengan seks, tapi staminanya juga akan terpelihara dengan baik. Selain sehat, jalinan silaturrahim juga bakal terbangun dengan sendirinya,” papar Tabri.

 

Tabri yang pengalamannya sudah malang melintang dari Sabang sampai Meraoke (kecuali Maluku yang belum dikunjungi), bercerita beberapa hotel di luar Madura sudah punya kecenderungan pada minuman-minuman tradisional. Bahkan, pihaknya pernah bermitra dengan hotel Horison dalam produksi minuman pokak.

 

“Saya yang mensuplai gula merah dan serai untuk produk minuman pokak di Hotel Horison. Oleh teman saya di hotel tersebut dibimbing terkait takarannya yang cukup untuk segelas. Kemudian serainya juga saya kirim, tentu harus higienis,” ungkap Tabri.

 

Tabri juga pernah beternak dan berbisnis ayam kalkun. Sasarannya orang-orang Kristiani, yaitu pada Hari Natal dan Hari Paskah. Dikatakannya, ayam Kalkun merupakan bisnis yang cukup menggiurkan. Tahun 2009, Kalkun ketika itu harganya Rp 80 ribu/kilogram. Satu ekor jantan bisa sampai 8 kilogram.

 

“Saya jugalnya ke Surabaya. Kadang saya antar, adakalanya mereka jemput. Mereka beli untuk kepentingan perayaan Natal dan perayaan Paskah. Maksud saya ada banyak peluang bisnis asalkan kita kreatif, mulai dari pelestarian jamu vitalitas hingga ayam Kalkun,” ungkapnya.

 

Kontributor: : Hairul Anam

Editor: Aryudi AR