Sukoharjo, NU Online
Apabila kita renungkan, setiap kali kita berziarah ke makam para wali, dapat kita lihat betapa makam mereka tak pernah sepi dari para peziarah. Area makam mereka pun mampu menghidupkan kegiatan ekonomi di sekitar pemakaman.
<>
Pun, setiap kali ada diadakan acara peringatan wafat mereka pun, senantiasa dihadiri ribuan para pencari berkah. “Para wali, mereka sudah wafat ribuan tahun lalu, tapi acaranya masih dihadiri banyak orang,” tutur Habib Umar Muthohar, di depan ribuan jamaah yang mengikuti acara Haul Imam Syadzili di Sukoharjo, Senin (22/9) malam.
Hal tersebut, menurut ulama asal Semarang itu, di antaranya karena keberkahan ilmu mereka semasa hidup. “Mereka mati, tapi tetap hidup. Sedangkan kita, kelihatannya hidup, padahal mati,” ujar dia.
Lalu apa rahasia dari keberkahan ilmu yang mereka miliki? Diterangkan oleh Habib Umar, hal itu tak lain karena ilmu mereka bersambung hingga kepada Nabi Muhammad saw. “Syekh Abil Hasan Asyadzili, Syekh Abdul Qadir Jailani, ilmu mereka berkah, sebab nyambung kepada Kanjeng Nabi,” tegas Habib Umar.
Ia mengibaratkan, sebuah lampu 5 watt dapat memberikan manfaat apabila dialiri setrum listrik. Namun, sebaliknya lampu 1000 watt sekalipun tak ada manfaatnya, apabila tidak disambungkan pada sumber energi.
“Nabi bertemu langsung kepada Allah, ibarat mengambil setrum besar. Kemudian diambil para sahabat dan seterusnya hingga kepada guru-guru kita. Hanya mereka yang punya sambungan setrum, yang bisa menerangi” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Amalan Penting di Permulaan Bulan Dzulhijjah, Mulai Perbanyak Dzikir hingga Puasa
4
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Hari Spesial di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Kelola NU Laksana Pemerintahan, PBNU Luncurkan Aplikasi Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua