Daerah

Aswaja NU Center Jember Dorong Pemuda Paham Merawat Jenazah

Rab, 15 Juli 2020 | 16:45 WIB

Aswaja NU Center Jember Dorong Pemuda Paham Merawat Jenazah

Suasana praktek merawat jenazah dalam pelatihan yang digelar Aswaja NU Center Jember. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Merawat jenazah, sepintas terkesan sebagai pekerjaan yang  gampang. Tapi nyatanya  tidak banyak warga masyarakat yang  bisa dan mau merawat jenazah saat ada tetangganya meninggal dunia.  Biasanya perawat jenazah adalah orang-orang tertentu, dan  itu-itu juga yang melakukan pekerjaan sosial tersebut.


“Padahal  regenerasi mesti terjadi, karena yang tua pada saatnya harus  diganti ” ujar  Sekretaris Aswaja NU Center Jember, Muhammad  Kholili saat Pelatihan Merawat Jenazah di halaman masjid Baitus Salikin, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (14/7) malam.


Menurutnya,  masyarakat  khususnya generasi muda bukan hanya tidak berminat belajar  merawat jenazah,  tapi juga  enggan untuk menjadi perawat jenazah. Alasannya karena merawat jenazah merupakan tugas kiai kampung  atau sesepuh di sekitarnya. Padahal merawat jenazah  mulai dari memandikan, mengkafani hingga menguburkan jenazah  adalah fardu kifayah.


“Artinya, kalau dalam satu lingkungan ada yang meninggal  dunia, tapi di sisi lain tidak ada yang  bisa dan mau merawat hingga jenazah tersebut terlantar,  maka dosa semua warga di lingkungan itu,” ungkapnya.  


Aktivis migrat care itu mengaku bersyukur bahwa hingga saat ini perawatan jenazah di kalangan NU masih bersifat sosial. Selain berpahala, merawat jenazah  juga merupakan bentuk kepedulian  dan tolong-menolong  dalam  menghadapi orang  (keluarga) yang dirundung  duka.


“Perawat jenazah melakukan tugasnya sebagai bentuk kepedulian sosial, niat membantu keluarga yang ditinggalkan. Malah kalau di desa-desa, yang  menguburkan rebutan,” jelasnya.


Di tempat yang sama, Ketua LBMNU (Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama) Jember,  Kiai Syukri Rifa’i menegaskan,  perawatan jenazah tidak hanya  untuk memenuhi kewajiban syar’i juga membangun  simpati atau turut berduka bagi keluarga yang ditinggalkan.


“Bayangkan misalnya kalau tidak ada yang merawat jenazah, ini sekali lagi misalnya, betapa kian berdukanya keluarga yang ditinggalkan,” lanjutnya.


Ia berencana secara berkala akan menyelenggarakan Pelatihan Merawat  Jenazah dengan lokasi berbeda agar semakin banyak orang yang  bisa merawat jenazah. Yang paling diharapkan terlibat dalam pelatihan itu adalah  para pemuda, agar  mereka tidak hanya sibuk dengan gawai tapi juga tahu cara merawat jenazah dengan benar.


“Semoga terlaksana, akan kami programkan secara berkala,” pungkasnya.


Pelatihan Merawat  Jenazah yang diikuti 100-an peserta tersebut digelar  hasil kerja sama antara Aswaja NU Center Jember dan LBMNU Jember .


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi