Daerah

Bangkalan Madura Diguncang Gempa Magnitudo 5,5 Tidak Berpotensi Tsunami

Jum, 4 Agustus 2023 | 08:00 WIB

Bangkalan Madura Diguncang Gempa Magnitudo 5,5 Tidak Berpotensi Tsunami

Peta dan ketegangan singkat BMKG tentang gempa yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (4/8/2023). (Foto: Tangkapan layar aplikasi BMKG)

Jakarta, NU Online 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 5,5 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur pada Jumat (4/8/2023) pukul 07:31:41 WIB 


Bencana alam ini dirilis BMKG melalui multiplatform yang dimiliki. Mulai dari sosial media hingga sebuah aplikasi miliknya dengan nama Info BMKG. Sesuai informasi yang ditulis BMKG, lokasi gempa berada di titik koordinat 6.32 derajat lintang selatan dan 113.14 BT derajat bujur timur. Atau 83 km Timur Laut Bangkalan, Jawa Timur. Sementara kedalamannya 636 kilometer. 


"#Gempa (UPDATE) Mag:5.5, 04-Agu-23 07:31:41 WIB, Lok:6.32 LS, 113.14 BT (Pusat gempa berada di laut 83 km Timur Laut Bangkalan), Kedlmn:636 Km," demikian laporan BMKG melalui aplikasinya, Info BMKG.


Kekuatan gempa ini menurut hasil analisis BMKG dirasakan dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) II Karangkates, II Denpasar, II Kuta, II Pacitan. "Dirasakan (MMI) II Karangkates, II Denpasar, II Kuta, II Pacitan #BMKG," lanjut laporan tersebut. 

 

BMKG dalam ketenangannya melanjutkan, gempa yang mengguncang kaswasan Madura di ujung barat itu tidak berprestasi tsunami. "Tidak berpotensi tsunami," jelas BMKG. 


Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (BNPB), secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.


Di bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa-Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.


Antisipasi bencana dengan tas siaga
Dalam menghadapi bencana alam, sering kali masyarakat dibuat kalang kabut. Sebab, bencana alam memang terjadi secara mendadak. Akibatnya masyarakat sering gagal menyelamatkan diri.


Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Hadi Sutrisno menekankan perlunya setiap orang untuk melakukan upaya pengurangan dan pencegahan risiko bencana alam. Salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan penyiapan tas atau ransel siaga bencana.


Adapun isi dari tas siaga bencana adalah:

1. Dokumen penting seperti Kartu Keluarga, polis asuransi, sertifikat tanah, dan surat berharga lain. Berkas tersebut disimpan dalam plastik kedap air. Hadi juga menegaskan untuk surat-surat berharga dipindai dan diunggah dalam disk penyimpanan pribadi seperti Google Drive dan iCloud.


“Hal ini bertujuan jika terjadi bencana mendadak dan jika surat fisik rusak. Surat-surat dapat diselamatkan karena ada salinan online-nya,” ujar Hadi.


2. Pembekalan seperti air minum kemasan, P3K, pakaian ganti, dan senter. Untuk makanan kemasan, dilakukan pengecekan berkala pada untuk mengetahui masa kedaluwarsa.

3. Uang tunai, pisau lipat, alat tulis, jas hujan, tali nilon, peta, ponsel, charger, dan power bank.