Beda Kritik dan Cacian dalam Berdakwah
-
Muhammad Faizin
- Jumat, 22 Mei 2020 | 15:30 WIB
Bandar Lampung, NU Online
Jika ada orang yang sedang mencaci mengatasnamakan kebenaran, maka sebenarnya ia sedang berbuat kebatilan. Jika ada orang yang mencaci bersembunyi dibalik kemuliaan Nabi, maka sejatinya ia telah menghina Nabi SAW. Jika ada orang yang mencaci berdalih atas nama Allah, maka itulah kedustaan dan kezaliman yang sangat besar.
Jika ada orang yang sedang mencaci mengatasnamakan kebenaran, maka sebenarnya ia sedang berbuat kebatilan. Jika ada orang yang mencaci bersembunyi dibalik kemuliaan Nabi, maka sejatinya ia telah menghina Nabi SAW. Jika ada orang yang mencaci berdalih atas nama Allah, maka itulah kedustaan dan kezaliman yang sangat besar.
Inilah penegasan KH Suparman Abdul Karim, Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Provinsi Lampung terkait fenomena orang yang berdakwah dengan kata-kata kotor dan mengatasnamakan agama, Jumat (22/5).
"Mengkritik di negara demokrasi adalah keniscayaan. Kita bahkan harus sering-sering mengingatkan para penyelenggara negara agar tidak korupsi. Orang yang paling mudah berbuat zalim adalah penguasa jika mereka tidak sering diingatkan," katanya menambahkan.
Namun, semua kritikan tersebut haruslah menghindari cacian dan makian. Di antara ciri pokok makian menurutnya adalah pertama, berisi ucapan kotor, penghinaan, dan ujaran kebencian, kedua menjadikan prasangka sebagai tuduhan, dan ketiga cenderung provokatif dan menciptakan permusuhan.
"Belakangan kita menyaksikan model beragama yang pemarah (at-tadayyun al-ghadib). Perilaku beragama yang mengedepankan orasi dan dipenuhi amarah, caci maki, penghinaan, ujaran kebencian dan mudah menyalahkan," ungkapnya.
Perilaku ini sama sekali tidak mewakili mayoritas kaum muslimin. Dan bahkan justru bertentangan dengan ajaran Islam. Maka dari itu, jika ada orang menggunakan cacian atas nama Allah dan atas nama membela kebenaran, Justru, sebenarnya ia sedang terang-terangan menghina dan menistakan Allah SWT.
"Namun yang disayangkan jika ada sekelompok orang malah menjadi 'kompor'. Dengan sengaja mensupport cacian itu. Lalu mereka saling dukung untuk membangun kebencian dan permusuhan. Kemudian seenaknya membuat pengakuan bahwa mereka mewakili mayoritas umat Islam. Saya sangat malu atas perilaku semacam ini," katanya.
Ia pun mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan dakwah Islam dengan cacian dan permusuhan. Bahkan Nabi SAW menegaskan, jika Fathimah binti Rasulullah berbuat kriminal sekalipun, beliau sedia langsung menghukumnya.
"Jadi, tidak ada perbuatan tercela yang boleh disandarkan kepada dzurriyat Nabi SAW dan tidak boleh disandarkan kepada Islam. Jika kita tetap melakukannya maka inilah kedustaan kepada Allah Ta'ala," tegasnya.
Apa pun alasannya, mencaci adalah perbuatan tercela. Belum pernah ada contohnya dari Nabi SAW, dari sahabat siapa pun dan dari ulama salaf satu pun yang berdakwah dengan mencaci-maki.
Apalagi saat ini muncul fenomena tercela yang dilakukan orang tertentu dengan mencaci-maki pemerintah. Padahal Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Turmudi, "Barangsiapa yang menghina seorang pemimpin, maka Allah akan menghinakannya."
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Tags:
Terkait
Daerah Lainnya
Terpopuler Daerah
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Penyediaan Lapangan Kerja Jadi Tantangan Besar Indonesia
- Ketenagakerjaan | Rabu, 7 Jun 2023
-
Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5
- Internasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Melihat UMKM Binaan Pertamina di Sukabumi: Dari Bengkel Rumahan ke Jual Beli Kendaraan
- Nasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Kunjungi Siskohat, Irjen Kemenag Pertegas Pelayanan Haji Dilakukan Seoptimal Mungkin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Lantik Auditor, Irjen Harap Jadi Pemecah Masalah
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023
-
Polteknaker Harus Terus Berinovasi Wujudkan SDM Unggul
- Ketenagakerjaan | Rabu, 31 Mei 2023