Daerah

Bedug Masjid di Pringsewu ini Dibuat dari Kayu Berumur Ratusan Tahun

Kam, 17 Oktober 2019 | 10:02 WIB

Bedug Masjid di Pringsewu ini Dibuat dari Kayu Berumur Ratusan Tahun

Bupati Pringsewu di samping bedug Masjid Darussalam (Foto: Youtube Sulam Pring TV)

Pringsewu, NU Online
Ada yang spesial di Masjid Darussalam, Komplek Perkantoran Kabupaten Pringsewu Lampung. Di depan masjid yang diresmikan pada 16 Februari 2013 oleh Gubernur Lampung H Sjahroedin ZP pada waktu itu, masyarakat akan melihat bedug dan kentongan yang biasa digunakan sebagai penanda waktu shalat di teras depan.

Bedug ini tidak seperti bedug-bedug lainnya yang ada di masjid atau mushala dan biasa digunakan sebagai penanda tibanya waktu shalat. Bedug berukuran besar dengan diameter lebih dari 1 meter dan panjang lebih kurang 2 meter ini terbuat dari kayu yang sudah berumur ratusan tahun.

Bahan dasar kayu dan pembuatan bedug ini menurut Bupati Pringsewu KH Sujadi berasal dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pada bagian badan bedug tersebut terdapat ukiran kaligrafi bertuliskan, "Hayya ala Shalah, Hayya alal Falah" yang diambil dari lafal adzan.

"Ini (bedug) sengaja kita bawa ke sini (dari Temanggung) sebagai penanda bahwasanya kita orang Indonesia orang Nusantara. Tidak ada jarak antar pulau," kata Bupati yang merupakan Alumni Pesantren Al Asyariyah Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah, Kamis (17/10).

Bedug ini juga semakin spesial karena dibuat untuk memberi tanda mulainya kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Pringsewu periode 2017-2022.

Tanggal pembuatan tertulis di bagian bawah bedug yang bersamaan dengan tanggal pelantikan. Ini menurutnya sebagai pengingat sekaligus tafaulan agar mendapat keberkahan selama memimpin Kabupaten dengan julukan Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini.

"Sekali bedug ditabuh iman pun akan bertumbuh. Semoga dengan adanya bedug ditabuh jamaah masjid akan penuh. Dan ketika dipukulnya kentong masjid pun tak akan kosong," ujarnya kepada NU Online.

Selain bedug yang memiliki makna filosofis yang dalam, Masjid Darussalam sendiri memiliki nama yang penuh dengan harapan besar. Menurut Kiai Sujadi, nama Darussalam diambil dari ayat Al-Qur'an tepatnya Surat Yunus ayat 25 yang berarti negeri yang damai.

"Darussalam adalah gambaran dari daerah yang serba enak, tentram, penduduknya senang dan tidak ada kegaduhan," jelasnya.

Sehingga ia berharap, dengan nama ini Pringsewu juga akan menjadi daerah yang mampu menjadi replika dari Darussalam di mana kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan serta ridho Allah SWT selalu menaungi.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Fathoni Ahmad