Daerah

Berikut yang Harus Dilakukan Sarjana Santri dalam Membangun Citra Diri

Sab, 17 September 2022 | 11:00 WIB

Berikut yang Harus Dilakukan Sarjana Santri dalam Membangun Citra Diri

KH Wafiyul Ahdi, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jatim. (Foto: NUO/ISt)

Jombang, NU Online
Dari waktu ke waktu, beberapa kampus melahirkan sejumlah sarjana. Dengan demikian, akan ada sumber daya manusia berpendidikan yang bersaing demi memastikan kiprah. Karenanya, para sarjana baru hendaknya mengetahui apa yang harus diperkuat bagi dirinya. Hal itu penting agar yang bersangkutan bisa sukses dalam persaingan yang kini demikian ketat.


“Di tengah persaingan untuk meraih lapangan kerja, sarjana yang fresh graduate harus pandai-pandai melakukan personal branding atau membangun citra diri untuk memasarkan potensi unggul yang dimiliki,” kata KH Wafiyul Ahdi, Sabtu (17/09/2022).


Menurut Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur ini, banyak cara yang bisa dilakukan. Prinsipnya hal itu berguna dalam menentukan potensi unggul yang dijadikan value dan citra diri. 


“Hal itu harus dilakukan melalui pengenalan diri sendiri dan kemudian dibranding secara konsisten dan memperluas jejaring atau networking,” terang peraih gelar doktor di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang tersebut. 


Lebih jauh, alumnus Pesantren Langitan, Tuban ini menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang turut mendesak dilakukan. Apalagi kepada sarjana yang berlatar belakang dari pesantren.


“Yang perlu dipersiapkan selain kemampuan akademik adalah soft skill dan kepribadian yang bisa meyakinkan masyarakat bahwa sarjana santri punya kompetensi yang layak diperhitungkan,” jelasnya. 


Dalam pandangannya, sarjana santri justru memiliki keunggulan dari sisi kepribadian. Karena selama tinggal di pesantren, diasah kepekaan sosialnya yang bisa memberi efek positif pada kepribadian. 


“Sehingga kemampuan akademik yang sudah dimiliki bisa dikolaborasikan dengan kepribadian yang sudah terbentuk itu,” tegasnya. 


Gus Wafi yang juga pernah merampungkan studi di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tersebut berpesan bahwa sarjana santri harus bisa membangun personal branding. Yakni dengan memfokuskan pada bidang yang benar-benar menjadi passion dan minatnya. Sehingga masyarakat akan mudah mengenal dan mengetahui kompetensi yang dimiliki, dengan demikian masyarakat bisa memanfaatkan kompetensi tersebut.


“Kalau sejumlah hal tersebut dilakukan, maka ujungnya akan menumbuhkan kepercayaan diri. Demikian pula punya peluang besar untuk diserap para pengguna lulusan atau masyarakat,” pungkasnya.

 

Kontributor: Risma Savhira

Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi