Bonus Demografi Harus Dikelola dengan Baik agar Tak Menjadi Masalah
Jumat, 2 April 2021 | 08:00 WIB
Lampung Timur, NU Online
Munculnya generasi baru atau yang biasa disebut bonus demografi, merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebab mereka berpotensi manjadi masalah sekaligus juga mengatasi masalah. Demikian diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Lampung, Hidir Ibrahim di sela-sela pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) ke-1 dan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) ke-5 Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Lampung di Pondok Pesantren Darunnajah, Desa Braja Harjo Sari, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur, Kamis (1/
Menurutnya, bonus demografi, dapat menjadi potensi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jika tidak dikelola dengan baik. Karena itu, lanjutnya, GP Ansor harus mengambil peran dalam proses kaderisasi agar mereka berideologi Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) dan terpatri dalam wadah GP Ansor.
“Kita harus melakukan pendekatan agar mereka tidak asing dengan kita, atau malah bergabung dengan kita (Ansor)," ujarnya.
Semakin majunya teknologi, lanjutnya, membuat lingkup kehidupan seolah tanpa batas. Dahsyatnya digitalisasi informasi menjadikan semua informasi bisa dijangkau dalam genggaman gawai. Apabila Ansor Banser tidak update dan terlibat dalam dinamika teknologi informasi, maka akan ketinggalan zaman.
“Generasi milenial akrab dengan itu (teknologi informasi),” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Hidir meminta kepada 64 peserta PKL dan 62 peserta Susbalan, untuk berkomitmen mengikuti proses kaderisasi dan taat pada peraturan.
"Kader harus satu komando, dari pimpinan pusat hingga pimpinan ranting. Totalitaslah ber-Ansor, maka berkah akan pada diri kita semua," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ansor Lampung Timur, H Muslih, menyampaikan bahwa output dari PKL dan Susbalan adalah lahirnya pemimpin yang tangguh.
Adapun kegiatan pengembangan ekonomi yang akan dilaksanakan adalah menggerakkan ekonomi di berbagai sektor, seperti ternak sapi, kambing, budidaya jahe, industri tiwul, yang ke depan direncanakan menjadi badan usaha milik Ansor, dan akan digunakan sebagai upaya memompa gerakan ekonomi dan kaderisasi.
"Jangan mengaku pemimpin jika tidak punya karya. Minimal dua hal yang harus dimiliki; pertama ialah monumental, memiliki karya yang dapat dilihat, dan kedua sensasional, punya strategi kaderisasi yang berbeda dengan lainnya," jelasnya.
PKL dan Susbalan itu digelar oleh PW Ansor Lampung melalui PC Ansor Lampung Timur, diikuti oleh 124 kader Ansor Banser se-Provinsi Lampung mulai tanggal 1 hingga 5 April 2021.
Kontributor: Agung/Saidi Fatah
Editor: Aryudi A Razaq
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
3
Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
4
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
5
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
6
Lantik 4 Rektor Perguruan Tinggi NU, Waketum PBNU: Tingkatkan Kualitas Pelayanan Akademik
Terkini
Lihat Semua