Daerah

Budidaya Jagung, MWCNU Jenggawah Jember Kunjungi Perusahaan Benih

Rab, 28 Agustus 2019 | 02:14 WIB

Budidaya Jagung, MWCNU Jenggawah Jember Kunjungi Perusahaan Benih

Para pengurus MWCNU Jenggawah, Jember, berpose bersama H Slamet di gudang benih miliknya. (foto:Aryudi AR/NU Online)

Jember, NU Online 
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul UlamA (MWCNU) Jenggawah, Jember, terus berusaha untuk mengembangkan pertanian di Ranting-Ranting NU-nya. Ini terbukti saat MWCNU pimpinan Sucipto itu mengunjungi kantor PT Benih Citra Asia (BCA) di Desa Wirowongso, Ajung, Jember, Jawa Timur, Senin (27/8).

Dalam kunjungan tersebut, kru MWCNU Jenggawah diterima langsung pendiri sekaligus  Direktur Utama PT BCA, H Slamet Sulistyono di kantornya. Mereka pun diajak keliling untuk melihat mesin produksi benih jagung, dan menyaksikan langsung budidaya sejumlah tanaman hortikultura.

“Syukurlah, ternyata orang NU (H Slamet Sulistyono) ada juga yang punya pabrik benih cukup bonafide,” kata Sucipto.

Ia menambahkan, pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan PT BCA dalam penanaman jagung. Dikatakannya, jagung merupakan tanaman hortikultura yang perawatannya tidak susah. Jagung hanya butuh air yang cukup, dan memberinya pupuk. Setelah itu tinggal mengairi sekali-kali hingga akhirnya panen.

“Sekarang harga jual jagung lumayan,” ucapnya.

Dulu, lanjutnya, tanaman tembakau Na Oogst merupakan tanaman primadona petani Jember. Namun belakangan semangat masyarakat untuk menanam tembakau jenis ini memudar. Pasalnya, harga jual tembakau tak lagi menggiurkan. Bahkan banyak petani dibuat bangkrut gara-gara menanam tembakau. 

“Rugi karena biaya tanam tembakau itu mahal sekali, dan perawatannya ruwet. Tapi ternyata daun tembakau dibeli murah. Gara-gara menanam tembakau, tak sedikit petani yang terpaksa menjual sawahnya untuk menutupi hutangnya,” urainya.

Karena itu, kata Sucipto, tanaman jagung menjadi alternatif setelah tembakau Na Oogst tak lagi menjajanjikan. Yang penting, walaupun harga jual jagung nanti turun, tidak terlalu parah seperti turunnya harga tembakau. 

“Kalau memang ini (menaman jagung), cukup prospektif dan bisa untuk hidup, saya yakin petani akan tertarik,” ulasnya.

Sementara itu, H Slamet Sulistyono menyatakan siap untuk menjalin kerja sama dengan MWCNU Jenggawah. Dikatakannya, tanaman jagung hampir tak punya risiko sehingga gagal panen. Jika dirawat dengan sungguh-sungguh, tanaman jagung akan menghasilkan untung yang luar biasa.

“Skema kerja samanya, benih dari kami, teknis perawatan kita bantu. Nanti hasilnya dijual ke kami dengan harga umum,” ucapnya. 
 
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Muchlishon