Daerah

Cara Hadapi Gelisah menurut Nyai Fatimah Asri Muthmainnah

Kam, 16 Juni 2022 | 13:00 WIB

Cara Hadapi Gelisah menurut Nyai Fatimah Asri Muthmainnah

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Lasem, Nyai Hj Fatimah Asri Muthmainnah. (Foto: Tangkapan layar YouTube MA NU Banat Kudus)

Kudus, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Lasem, Nyai Hj Fatimah Asri Muthmainnah mengungkap cara menghadapi gelisah (insecure). Antara lain jangan sampai merasa hidup sendirian. Jika sedang gelisah, ajaklah dialog teman akrab atau siapapun.


Hal tersebut dikatakannya saat berbicara dalam seminar Bincang Pelajar Pimpinan Komisariat IPPNU MA NU Banat Kudus dalam tayangan YouTube MA NU BANAT KUDUS, Rabu (15/6/2022).


“Caranya, yakni jangan sampai membuat hidup merasa sendirian. Jika merasa diri sedang gelisah atau tidak aman maka harus ada dialog,” tutur Umi Aci, sapaan akrabnya.


Umi Aci menambahkan, dialog itu bisa dilakukan dengan teman, orang terdekat, guru atau siapa pun. Sehingga jangan sampai menjauhkan diri dari orang.


Anggota Komnas Disabilitas itu juga menjelaskan, menurut sebuah penelitian, percobaan bunuh diri terbesar banyak dilakukan perempuan karena ingin mencari solusi tapi kondisinya lemah tidak sekuat lelaki.


“Oleh karena itu, penting untuk selalu mendengarkan pengalaman dari teman-teman, bertanya pada teman. Jika kita merasa tidak nyaman dan tidak aman, untuk mengetahui apa yang biasanya dilakukan oleh teman. Bisa saja nanti akan menemukan solusinya,” jelas Umi Aci.


Umi Aci menuturkan, perempuan adalah makhluk yang memiliki banyak kelemahan, sehingga rasa gelisah dan tidak aman itu sangat wajar.


“Tetapi tetap komunikasikan dengan teman, karena kita perlu masukan dari orang lain. Terpenting adalah cerita. Jangan sampai dirimu merasa sendirian,” tandasnya.


Menurut dia, sudah masanya menanamkan bahwa perempuan harus mengaktualisasikan diri, bergerak sebebas mungkin, namun tetap dalam koridor yang harus dipegang.


“Perlu menanamkan diri bahwa nanti pasti akan bermanfaat untuk lingkungan,” tutur Pengasuh Pesantren Al Aziz Lasem Rembang itu.


Ia menyebutkan, perempuan erat dengan stigma masyarakat yang hanya ada di dapur, sumur, dan kasur. Dengan stigma itulah perempuan memiliki tugas untuk membuktikan pada dunia dengan aktualisasi dirinya.


Umi Aci mengingatkan para santriwati dan aktivis perempuan muda NU untuk menjalani hidup secara ikhlas. Hal ini dilakukan untuk menemukan bakat terpendam dalam diri mereka.


“Jangan bertanya bakat kita apa. Jalani saja hidup kita dengan ikhlas, niscaya kita akan menemukan sendiri passion yang kita miliki. Jangan melihat orang, tapi jadilah diri sendiri dan optimalkan diri menjadi pribadi yang sejati,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori