Daerah

Cerita Warga Bekasi Saat Kekeringan, Patungan Beli Air Bersih

Kam, 5 Oktober 2023 | 12:30 WIB

Cerita Warga Bekasi Saat Kekeringan, Patungan Beli Air Bersih

GP Ansor Kecamatan Cibarusah saat menyalurkan bantuan air bersih di Desa Ridhogalih, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Rabu (4/ 10/ 2023). (Foto: Dok. Ansor Cibarusah)

Bekasi, NU Online

Musim kemarau berimbas pada krisis air bersih di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Seperti yang terjadi di Desa Ridhogalih, Kecamatan Cibarusah. Di wilayah ini kekeringan terjadi hampir merata.


Kondisi kesulitan air bersih terjadi sejak hampir empat bulan lalu. Dalam kurun waktu tersebut warga harus berburu air bersih untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Baik itu dengan mencari air ke tempat lain, hingga membeli air dengan harga yang tak murah.


Nurasiah, salah satunya. Warga Desa Ridhogalih ini terpaksa berburu air bersih setiap hari untuk kebutuhan anggota keluarganya. Karena harga air bersih tak murah, ia dan tetangganya terpaksa patungan untuk membeli air bersih dengan harga Rp200 ribu per 1000 Liter dibawa dengan mobil carry.


"Untuk air yang 6000L bisa Rp800 ribu sampai 1 juta tergantung jarak dan medan yang dilalui mobil penyedia air bersih. Bahkan ada kampung sebelah mobil 6000L itu sampai nyerah karena kondisi jalannya yang rusak dan naik turun," kata Nurasiah kepada NU Online, Rabu (4/10/2023).


Nurasiah bercerita sejak kekeringan mulai melanda kampungnya tahun 2018 lalu, ia dan keluarga pernah membuat sumur bor dengan kedalaman lebih kurang 40 meter, tapi ketika sudah sampai 40 meter yang ditemukan bukan air malah batu yang keras.


"Semenjak itu kami sekeluarga (terkadang) dengan tetangga membeli air bersih kepada penyedia air bersih," ungkap Nurasiah.


Langganan kekeringan di Desa Ridhogalih dan Ridhomanah disampaikan Ketua GP Ansor Cibarusah, Farhan Sahlani. Dia menuturkan, wilayah ini memang kerap menjadi langganan kekeringan akibat sulitnya air masuk ke wilayah tersebut. 


"Desa Ridhogalih dan Ridhomanah terletak di perbatasan antar-kecamatan dengan kecamatan Bojongmangu. Kedua desa tersebut memang sudah menjadi langganan kekeringan karena dataran yang tinggi dan akomodasi air bersih dari PDAM hanya sampai ke beberapa tempat tertentu," terang Farhan.


Pihaknya menyayangkan karena setiap tahun bencana kekurangan air selalu dikeluhkan oleh masyarakat tapi sampai hari ini PDAM dalam hal ini juga pemerintah daerah Kabupaten Bekasi seolah cukup dengan sekadar mengirim air bersih saja setiap tahunnya.


"Kekeringan air ini memang dirasakan tiap tahun oleh masyarakat Cibarusah, namun seolah tak belajar dari masa lalu hal ini dianggap biasa sehingga sudah tahunan masalah ini terjadi dan sampai saat ini pula belum ada solusi," jelasnya.


Senada dengan itu, Ujang Harun selaku tokoh Pemuda Kampung Cihanjuang, Desa Ridhogalih menyampaikan, kondisi seperti ini sudah menjadi bencana tahunan. Ia berharap pemerintah turut memberikan solusi.


"Semoga dari pemangku kebijakan bisa segera menghadirkan solusi. Karena air adalah kebutuhan pokok kami, baik untuk ibadah, memasak dan yang lainnya," harapnya.